Rabu, 18 November 2015
Mirna Menantu Seksi | cerita dewasa | cerita seks | cerita bokep | bandar bola piala eropa 2016
Berdiri di depan pintu rumahku, menantu permpuanku, Mirna, mendekatkan kepalanya ke arahku dan berbisik, “Kalau Ayah mau… aku nggak menolak.” Dia memberiku sebuah kecupan ringan di pipi, dan berbalik lalu berjalan menyusul suami dan anaknya yang sudah lebih dulu menuju ke mobil. Yoyok menempatkan bayinya pada dudukan bayi itu, dan seperti biasanya, dia terlalu jauh untuk mendengar apa yang dibisikkan istrinya tercintanya terhadap Ayah kandungnya.
Mirna melenggang di jalan kecil depan rumah dengan riangnya bagai seorang gadis remaja yang menggoda. Yoyok tak mengetahui ini juga, ini semua dilakukan istrinya hanya untukku…
agen bola piala eropa 2016
agen bola piala eropa 2016
Mungkin kalian mengira aku terlalu mengada-ada soal ini, tapi kenyataannya apa yang Mirna lakukan ini tidak hanya sekali ini saja. Dan sejak aku tak terlalu terkejut lagi, aku merasa ada sesuatu yang hilang jika dia tidak melakukannya saat berkunjung ke rumahku. Aku merasa ada getaran pada penisku, dan sebagai seorang lalaki biasa yang masih normal, pikiran ‘andaikan…’ yang wajar menurutku selalu hadir di benakku.
Mirna adalah seorang wanita yang bertubuh mungil, tapi meskipun begitu ukuran tubuhnya tersebut tak mampu menutupi daya tarik seksualnya. Sosoknya terlihat tepat dalam ukurannya sendiri. Dia mempunyai rambut hitam pekat yang dipotong sebahu, dia sering mengikatnya dengan bandana. Dia memiliki energi dan keuletan yang sepengetahuanku tak dimiliki orang lain. Sebuah keindahan nan elok kalau ingin mendiskripsikannya. Dia selalu sibuk, selalu terlihat seakan dikejar waktu tapi tetap selalu terlihat manis. Dia masuk dalam kehidupan keluarga kami sejak dua tahun lalu, tapi dengan cepat sudah terlihat sebagai anggota keluarga kami sekian lamanya.
Yoyok bertemu dengannya saat masih kuliah di tahun pertama. Mirna baru saja lulus SMU, mendaftar di kampus yang sama dan ikut kegiatan orientasi mahasiswa baru. Kebetulan Yoyok yang bertugas sebagai pengawas dalam kelompoknya Mirna. Seperti yang sering mereka bilang, cinta pada pandangan pertama.
Mereka menikah di usia yang terbilang muda, Yoyok 23 tahun dan Mirna 19 tahun. Setahun kemudian bayi pertama mereka lahir. Aku ingat waktu itu kebahagian terasa sangat menyelimuti keluarga kami. Suasana saat itu semakin membuat kami dekat. Mirna mempunyai selera humor yang sangat bagus, selalu tersenyum riang, dan juga menyukai bola. Dia sering terlihat bercanda dengan Yoyok, mereka benar-benar pasangan serasi. Dia selalu memberi semangat pada Yoyok yang memang memerlukan hal itu.
bandar bola piala eropa 2016
bandar bola piala eropa 2016
Yoyok dan Mirna sering berkunjung kemari, membawa serta bayi meraka. Mereka telah mengontrak rumah sendiri, meskipun tak terlalu besar. Aku pikir mereka merasa kalau aku membutuhkan seorang teman, karena aku seorang lelaki tua yang akan merasa kesepian jika mereka tak sering berkunjung. Disamping itu, aku memang sendirian di rumah tuaku yang besar, dan aku yakin mereka suka bila berada disini, dibandingkan rumah kontrakannya yang sempit.
Ibunya Yoyok telah meninggal karena kanker sebelum Mirna masuk dalam kehidupan kami. Sebenarnya, tanpa mereka, aku benar-benar akan jadi orang tua yang kesepian. Aku masih sangat merindukan isteriku, dan bila aku terlalu meratapi itu, aku pikir, kesepian itu akan memakanku. Tapi pekerjaanku di perkebunan serta kunjungan mereka, telah menyibukkanku. Terlalu sibuk untuk sekedar patah hati, dan terlalu sibuk untuk mencari wanita untuk mengisi sisa hidupku lagi. Aku tak terlalu memusingkan kerinduanku pada sosok wanita. Tak terlalu.
Bayi mereka lahir, dan menjadi penerus keturunan keluarga kami. Kami sangat menyayanginya. Dan kehidupan terus berjalan, Yoyok melanjutkan pendidikannya untuk gelar MBA, dan Mirna bekerja sebagai Teller di sebuah Bank swasta.
Kunjungan mereka padaku tak berubah sedikitpun, cuma bedanya sekarang mereka sering membawa beberapa bingkisan juga. Tentu saja, diasamping itu juga perlengkapan bayi, beberapa popok, mainan dan makanan bayi.
taruhan bola
taruhan bola
Beberapa bulan lalu Mirna dan bayi mereka datang saat Yoyok masih di kelasnya. Dia duduk disana menggendong bayinya di lengannya. Dia sedang berusaha untuk menidurkan bayinya. Aku tak tahu caranya, tapi pemandangan itu entah bagaimana telah menggelitik kehidupan seksualku.
“Ngomong-omong… kapan Ayah akan segera menikah lagi?” dia bertanya dengan getaran pada suaranya.
“Aku tak tahu. Aku kelihatannya belum terlalu membutuhkan kehadiran seorang wanita dalam hidupku. Lagipula, aku telah memiliki kalian yang menemaniku.”
“Aku tidak bicara tentang teman. Aku sedang bicara soal seks.” matanya mengedip kearahku saat dia bicara.
“Apa?”
“Ayah tahu, seks.” dia hampir saja tertawa sekarang. “Ketika seorang lelaki dan wanita sudah telanjang dan memainkan bagiannya masin-masing?”
“Ya, aku tahu seks,” aku membela diri. “Lagipula kamu pikir darimana suamimu berasal?”
“Yah, aku hanya khawatir kalau Ayah sudah melupakannya. Maksudku, apa Ayah tak merindukan hal itu?”
“Terima kasih atas perhatianmu, tapi aku sudah terlalu tua untuk hal seperti itu.”
“Hei! Lelaki tak pernah bosan dengan hal itu. Setidaknya begitulah dengan putramu.”
judi bola
judi bola
“Anakku jauh lebih muda dariku, dan dia mempunyai seorang istri yang cantik.”
“Terima kasih, tapi aku masih tetap menganggap Ayah membutuhkannya,” dia menekankan suaranya pada kata ‘Ayah’.
“Terima kasih sudah ngobrol,” kataku, masih terdengar sengit. Ada sedikit jeda pada perbincangan itu, saat dia masih menekan kehidupan seksualku. Aku pikir bukanlah urusannya untuk mencampuri hal itu meskipun kadang aku membayangkannya juga.
Dia pandang bayinya, yang akhirnya tertidur, dan memberinya sebuah senyuman rahasia, sepertinya mereka berdua akan berbagi sebuah rahasia besar. Masih memandangnya, tapi dia berbicara padaku, “Kalau Ayah mau… aku nggak menolak.”
“Apa!!!?”
“Aku serius.” Mirna menatapku. “Kalau Ayah menginginkan aku… Ayah adalah seorang lelaki yang tampan. Ayah membutuhkan seks. Disamping itu, aku bersedia, kan?”
agen bola terpercaya
agen bola terpercaya
Aku pikir dia sedang bercanda. Tapi wanita yang menggoda ini tidak sedang main-main. Tapi tetap saja tak mungkin aku melakukannya dengan istri dari anak kandungku sendiri. “Terima kasih atas tawarannya, tapi kupikir aku akan menolak tawaranmu.” suaraku terdengar penuh dengan keraguan saat mengucapkannya.
Mirna mencibirkan bibir bawahnya, aku tak bisa menduga apa yang sedang dirasakannya. Dia tetap terlihat menawan, dan aku merasa Yoyok sangat beruntung.
Dia bicara dengan pelan. “Dengar, Yoyok tak akan tahu. Maksudku, aku tak akan mengatakannya kalau Ayah juga menjaga rahasia. Dan bukan berarti aku menawarkan diriku pada setiap lelaki yang kutemui. Aku bukan wanita seperti itu dan aku bisa mengatur agar sering berkunjung kemari. Dan aku tahu Ayah menganggapku cukup menarik kan, sebab aku sering melihat Ayah memandangi pantatku.”
Aku tak mungkin menyangkalnya. Mirna mungkin tak terlalu tinggi, tapi dia memiliki bongkahan pantat yang indah diatas kedua kakinya. “Ya, kamu memang memiliki pantat yang indah. Tapi itu bukan berarti kalau aku ingin berselingkuh dengan menantuku sendiri.”
Dia berhenti sejenak, tapi Mirna kelihatannya tak akan menyerah begitu saja. “Yah, tapi jangan lupa. “Kalau Ayah mau… aku nggak menolak.”
bandar bola
bandar bola
Dan itulah awal dari semua ini.
Seiring minggu yang berlalu, entah di sengaja atau tidak, dia seakan selalu berusaha untuk menggodaku, membuat puting sususnya menyentuh dadaku saat dia menyerahkan bayinya padaku untuk ku gendong. Atau dia masukkan jarinya di mulutnya saat Yoyok tak melihat, dan menghisapnya dengan pandangan penuh kenikmatan ke arahku. Suatu waktu dia duduk di lantai dengan kaki menyilang dan sedang bermain dengan bayinya, dia memandangku tepat di mata, tersenyum, dan menyentuh pangkal paha di balik celana jeansnya. Aku tak akan melupakan hal itu. Dan dia entah bagaimana selalu menemukan cara untuk berduaan denganku walaupun sesaat, dan dia memberiku ciuman singkat yang penuh gairah, tepat di bibir. Itu semua dilakukannya berulang-ulang.
“Kalau Ayah mau… aku nggak menolak,” dia berbisik di belakang Yoyok saat suaminya itu sedang memasukkan DVD pada player.
“Kalau Ayah mau… aku nggak menolak,” dia berbisik saat mendekat untuk menyodorkan minuman padaku.
“Kalau Ayah mau… aku nggak menolak,” dia membisikkannya setiap kali dia berpamitan.
Dan sekarang, aku bukanlah terbuat dari batu, dan aku tak akan bilang tingkah lakunya itu tidak memberikan pengaruh terhadapku. Mirna sangat manis dan mungil, dan meskipun setelah melahirkan bayi pertamanya tak membuat tubuhnya berubah seperti kebanyakan wanita. Dia tetap langsing, dan manis, dan dia menawarkan dirinya untuk kumiliki. Tapi aku tak akan memulai langkah pertama untuk tidur dengan menantuku sendiri, tak perduli semudah apapun itu.
agen bola
agen bola
Setidaknya itulah yang tetap kukatakan pada diriku sendiri.
Beberapa minggu yang lalu kami semua berkumpul di rumahku untuk melihat pertandingan bola. Aku mengambil beberapa kaleng minuman dan sedang berada di dapur untuk menyiapkan beberapa makanan ringan saat Mirna muncul dari balik pintu itu.
“Hai!” sapanya, membuka pintu dan masuk ke dapur. “Ayah sudah siap untuk pertandingan nanti?”
“Hampir. Aku sedang membuat makanan untuk keluarga kecil kita, dan aku punya beberapa wortel untuk cucuku. Aku pikir dia akan suka dan warnanya sama dengan kesebelasan yang akan bertanding nanti, kan?
Mirna tertawa dan berkata. “Aku rasa dia tak akan perduli. Disamping itu bukankah ada hal lain yang lebih baik yang bisa Ayah kerjakan untukku?”
“Jangan menggodaku. Aku seorang kakek dan aku akan lakukan apa yang menurutku akan disukai oleh cucuku.” aku memandangnya. Mirna berdiri di sana memakai bandana merah kesukaannya diatas rambutnya yang sebahu. Dia memakai kaos yang sedikit ketat yang bahkan tak sampai ke pinggangnya, dan pusarnya mengedip padaku dibalik kaosnya. Kancing jeansnya membuatnya kelihatan seperti anak-anak diera bunga tahun 60an, dan dia memakai sandal dengan bagian bawah yang tebal yang menjadikannya lebih tinggi sepuluh centi. Kuku kakinya dicat merah senada dengan lipstiknya, dan itu menjadi terlihat dengan sangat menarik dibalik denimnya. Dia selalu suka mengenakan perhiasan, dan dia memakainya pada leher, telinga, pergelangan tangan dan bahkan di jari kakinya.
Dia membuatku berandai-andai jika saja aku masih remaja, jadi aku dapat memacari gadis sepertinya. Mungkin suatu waktu nanti aku harus pergi ke kampus dan mencari gadis-gadis. Khayalanku terhenti saat menyadari kalau Yoyok dan bayinya tidak mengikutinya masuk. “Mana anggota keluargamu yang lainnya?” aku bertanya ingin tahu.
Dia membuatku berandai-andai jika saja aku masih remaja, jadi aku dapat memacari gadis sepertinya. Mungkin suatu waktu nanti aku harus pergi ke kampus dan mencari gadis-gadis. Khayalanku terhenti saat menyadari kalau Yoyok dan bayinya tidak mengikutinya masuk. “Mana anggota keluargamu yang lainnya?” aku bertanya ingin tahu.
“Mereka akan segera datang. Yoyok pergi ke toko perkakas untuk membeli peralatan mesin cuci yang rusak. Dia ingin membawa serta anaknya. ‘Perjalanan ke toko perkakas yang pertama bersama Ayah’ kurasa yang dikatakannya padaku.” dia tersenyum. “Apa Ayah mempermasalahkan saat pertama kalinya mengajak Yoyok ke toko perkakas?”
“Aku tak ingat,” aku berkata dengan garing.
Mirna mendekat padaku, dan menaruh tangannya melingkari leherku. “Ini kesempatan Ayah. Kalau Ayah mau… aku nggak menolak.”
Mirna memandangku tepat di mata dan mengangkat tubuhnya dan menciumku lama dan liar. Aku ingin mendorongnya, tapi aku tak tahu dimana aku harus menaruh tanganku. Aku tak mau menyentuh pinggang telanjang itu, dan jika aku menaruh tanganku di dadanya aku pasti akan menyentuh puting susunya. Saat aku masih terkejut dan bingung, aku temukan diriku menikmati ciumannya. Ini sudah terlalu lama, dan aku merasa telah lupa akan rasa lapar yang mulai tumbuh dalam diriku.
Akhirnya aku menghentikan ciuman itu dan mundur dan melepaskan tangannya dari leherku. “Kita tak bisa melakukannya.” aku mencoba menyampaikannya dengan lembut, tapi aku takut itu kedengaran seperti rajukan.
“Ya kita bisa.” Mirna kembali menaruh lengannya di leherku dan mendorong bibirku ke arahnya. Ada gairah yang lebih lagi dalam ciuman kali ini, dan akhirnya penerimaanku. Kali ini saat kami berhenti, ada sedikit kekurangan udara diantara kami berdua, dan aku semakin merasa sedikit bimbang.
Mirna memandangku dengan binar di matanya dan sebuah senyuman di bibirnya. “Ayah menginginkanku. Aku bisa merasakannya. Ayah tak mendapatkan wanita setahun belakangan ini, dan Ayah tak mempunyai tempat untuk melampiaskannya. Dan aku menginginkan Ayah. Jadi tunggu apa lagi…”
Pada sisi ini aku tak mampu berkomentar. Aku menginginkannya. Tapi aku tak dapat meniduri menantuku, bisakah aku? Tapi aku menginginkan dia. Aku merasa pertahananku melemah, dan saat Mirna menciumku lagi, aku jadi sedikit terkejut saat menyadari diriku membalas ciumannya dengan rakus.
“Mmmmm. Itu lebih baik,” katanya saat kami berhenti untuk mengambil nafas. Mirna menarik tangannya dari leherku dan mulai melepaskan kancing celanaku saat menciumku kembali lalu dia mundur. Jadi dia bisa melihat saat dia melepaskan kancing jeansku, menurunkan resletingnya, dan merogoh ke dalam untuk mengeluarkan barangku. Aku terkejut saat terlihat jadi tampak lebih besar di genggaman tangannya yang kecil. Setahun sudah tak disentuh oleh wanita , dan bereaksi dengan cepat, menjadi keras dan cairan pre-cumnya keluar saat dia mengocoknya dengan lembut.
Mirna mundur dan duduk. Saat kepalanya turun, dia menempatkan bibirnya di pangkal penisku yang basah. “Aku rasa aku menyukai bentuknya,” bisiknya sambil menatap mataku. Lalu kemudian dia membuka mulutnya dan dengan perlahan memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Ke dalam dan lebih dalam lagi penisku masuk dalam mulutnya yang lembut, hangat dan basah, dan aku merasa berada di dalam vagina yang basah dan kenyal saat lidahnya menari di penisku. Akhirnya aku merasa telah berada sedalam yang ku mampu, bibirnya menyentuh rambut kemaluanku dan kepala penisku berada entah di mana jauh di tenggorokannya. Penisku tanpa terasa mengejang, dan pinggangku bergerak berlawanan arah dengannya, dan bersiap untuk menyetubuhi wajahnya.
Tapi Mirna perlahan menjauhkan mulutnya dariku, menimbulkan suara seperti sedang mengemut permen. Saat dia bangkit untuk menciumku lagi, aku mengarahkan tanganku diantara pahanya. Aku gosok jeansnya dan dia menggeliat karenanya. “Mmmm, itu pasti nikmat,” katanya. “Tapi biar aku membuatnya jadi lebih mudah.”
Mirna melepaskan kancing celananya dan menurunkan resletingnya, memperlihatkan celana dalam katunnya yang bergambar beruang kecil. Diturunkannya celananya dan melepaskannya dari tubuhnya. Kami melihat ke bawah pada area gelap dibawah sana dimana kewanitaannya bersembunyi, dan kemudian aku sentuh perutnya yang kencang dan terus menurunkan celana dalamnya.
Mirna mengerang dalam kenikmatan saat tanganku mencapai sasarannya dibalik celana dalamnya. Vaginanya serasa selembut pantat bayi, dan aku sadar kalau dia pasti telah mencukurnya sebelum kemari. Terasa basah dan licin oleh cairan kewanitaannya dan membuatku kagum karena itu tak menimbulkan bekas basah di luar jeansnya. Saat tanganku menyelinap dibalik bibir vaginanya dan menyentuh klitorisnya yang mengeras, dia memejamkan matanya dan menekan berlawanan arah dengan jariku.
Mirna menaruh salah satu tangannya di leherku dan mendorong kami untuk sebuah ciuman intensif berikutnya sedangkan tangannya yang lain mengocok penisku dan tanganku terus bergerak dalam lubang basahnya. Saat kami berhenti untuk bernafas, Mirna mundur dan mengatakan sesuatu yang mengejutkan, “Yoyok datang.”
Aku segera melepasnya dan menuju jendela. Ya, mobil Yoyok terlihat di jalan sedang menuju kemari. Mirna pasti melihatnya dari balik bahuku saat kami saling mencumbui leher. Tiba-tiba perasaan bersalah datang menerkam karena hampir saja ketahuan. Aku tak percaya apa yang hampir saja kami lakukan. Dengan tergesa-gesa aku kenakan kemabali celanaku, tapi Mirna menghentikanku dan menangkap tanganku dan melanjutkan kocokannya.
“Hei, tidak boleh. Tak semudah itu Ayah boleh mengakhirinya. Aku telah menunggu terlalu lama untuk ini.”
“Tapi Yoyok hampir datang! Dia akan melihat kita!”
Mirna mengeluarkan penisku dan berjalan ke arah meja dapur. “Ini perjanjiannya,” katanya. “Aku tak akan mengadu pada Yoyok tentang apa yang baru saja kita lakukan kalau Ayah dapat dapat mengeluarkan seluruh sperma Ayah dalam vaginaku sebelum dia sampai kemari.” Sambil berkata begitu, dia menurunkan celananya hingga lutut dan membungkuk di meja itu.
“Dia segera datang!” hampir saja aku teriak.
“Tidak.” Mirna membentangkan kakinya sejauh celananya memungkinkan untuk itu dan dia memandangku lewat bahunya. “Dia harus menggendong bayi dan mengeluarkan semua barangnya. Biasanya dia memerlukan beberapa menit. Sekarang kemarilah dan setubuhi aku.”
Mirna telah telanjang dari pinggang hingga kaki, dan dia memohon padaku agar segera memasukkan diriku dalam tubuhnya. Aku menatap dua lubang yang mengundang itu. Pantatnya begitu kencang dan aku tak terusik saat melihat lubang anusnya yang berkerut kemerahan, dan di bawahnya, bibir vaginanya yang merah, terlihat mengkilap basah. Kakinya tak sejenjang model, tapi lebih kecil dan terasa pas, dan aku membayangkan bercinta dengannya beberapa jam.
Tangannya bergerak kebelakang diantara pahanya dan menempatkan tangannya pada vaginanya. Dengan dua jarinya dilebarkannya bibir vaginanya hingga terbuka, dan aku dapat melihat lubang merah mudanya mengundang penisku agar segera masuk. “Ayo,” katanya. “Ambil aku.”
Aku tak tahu apa dia sedang bercanda saat mengatakannya. Yoyok atau bukan, rangsangan ini lebih dari cukup untuk mereguk birahinya. Aku melangkah ke belakang menantuku dan menempatkan penisku di kewanitaannya. Saat aku mendorong penisku melewati lubang surganya yang sempit, aku dapat merasakan jari Mirna menahan bibir madunya agar tetap terbuka, dan dia melenguh saat aku memegang pinggangnya dan memasukkan diriku padanya.
Mirna telah sangat basah hingga aku dengan mudah melewati vagina mudanya yang sempit. Aku mulai mengayunkan barangku di dalamnya, sebagian didorong oleh nafsu akan tubuh menggairahkannya dan sebagian oleh rasa takut jika Yoyok memergoki kami. Mirna mengerang, dan aku dapat merasakan jarinya menggosok kelentit dan bibir vaginanya sendiri. Nafasnya mulai tersengal, dan setelah beberapa goyangan dariku, dia segera orgasme. Suara rengekan pelan keluar dari bibirnya saat dia mencengkeram pinggiran meja dengan kuat, dan letupan orgasmenya menggoncang kami berdua saat aku menghentaknya.
Itu cukup untuk menghantarku. Aku tak berhubungan dengan wanita dalam setahun ini, dan aku belum pernah mendapatkan yang sepanas Mirna. Aku menahan nafas dan mendorong seluruh kelaki-lakianku ke dalam dirinya. Kami mematung, dan kemudian spermaku menyemprot dengan hebat jauh di dalam surganya. Serasa aku telah mengguyurnya dengan sperma yang panas dan berlebih. Dia mengerang dalam nikmat, menggetarkan pantatnya di seputar penisku saat aku mengosongkan persediaan benihku. Dia melemah seiring dengan habisnya spermaku, dan kami akhirnya berhenti bergerak, kecuali untuk mengambil nafas.
Takut Yoyok akan datang sebelum kami sempat melepaskan diri, aku keluarkan diriku dari tubuhnya dengan bunyi plop yang basah, lalu mundur menjauh dan mengenakan celanaku. Mirna masih tetap berbaring tertelungkup di atas meja merasakan kehangatan campuran cairan birahi kami, pantat telanjangnya masih tetap memanggilku. Aku lihat spermaku dan cairannya mulai meleleh keluar dari bibir surganya. Aku palingkan muka dan melihat Yoyok hampir sampai di pintu belakang, bayi di tangan yang satu dan belanjaan di tangan lainnya.
Aku berbalik dan memohon pada Mirna. ” Ayolah!” kataku. “Kamu telah dapatkan keinginanmu. Dia hampir sampai kemari.”
Mirna bangkit, tatapan matanya masih kelihatan linglung. Dia bergerak ke depanku, menjadikanku sebagai penghalang dari pandangan suaminya saat dia dengan tergesa-gesa memakai celananya.
“Apa kalian sudah siap untuk pertandingannya?” tanya Yoyok sambil membuka pintu.
“Ya,” aku menjawab dari balik punggungku saat aku diam untuk menghalangi Mirna yang menaikkan resletingnya. Setelah dia selesai, aku segera berbalik untuk menyambut Yoyok.
“Ini,” katanya, menyodorkan bayinya padaku dan meletakkan belanjaannya diatas meja dapur.
“Urus ini, aku akan mengambil popok bayi.” Yoyok melangkah ke pintu yang masih terbuka, dan aku menghampiri Mirna. Dia masih terlihat sedikit linglung.
“Hampir saja,” kataku.
“Sini, biar aku yang menggendongnya.”
Aku berikan bayinya. Mirna memberiku pemandangan seraut wajah dari seorang wanita yang puas sehabis bersetubuh, dan memberiku ciuman hangat yang basah.
“Masih ada satu hal lagi yang harus kuketahui,”katanya.
“Apa itu?”
“Kalau aku ingin, bisakah aku mendapatkannya besok?”
Dan dia melenggang begitu saja tanpa menunggu jawabanku yang hanya melongo bengong. Dia yakin kalau akan bersedia.
Label:
Cerita Birahi Pembantu,
cerita bokep,
CERITA DEWASA,
Cerita Dewasa Selingkuh,
CERITA HOT,
CERITA MESUM,
cerita mesum terbaru,
CERITA SEKS,
cerita sex,
cerita sex terbaru 2015
Minggu, 15 November 2015
NGENTOT NOVITA | cerita seks | cerita bokep | cerita dewasa | bandar bola piala eropa 2016
berikut ini berkisah mengenai kegiatan sehari2 seorang bos dengan sekretaris pribadinya, walaupun banyak yang munafik dan sok alim menghujat nafsu bejat mereka mereka, namun bagi mereka berdua semuanya kegiatan ini bagaikan sebuah selingan di tengah kesibukan kerja yang memusingkan kepala. Om Roby bisa menghilangkan stress serta merasakan kembali darah mudanya bangkit dan membara di usia tuanya. Sedangkan Novita Sang Sektretaris dengan cara mudah bisa mendapatkan posisi strategis dan kehidupan yang jauh dari cukup dalam usia yang relatif muda.
Orang-orang mungkin akan mengatakan kalau hubungan mereka adalah sebuah hubungan terlarang yang sama sekali tidak layak untuk dilakukan. Namun bagi Novita dan Om Roby semua ini hanyalah sebuah keisengan yang menyenangkan. Jadi siapakah yang benar dan yang salah dalam hal ini? Entahlah pikirkan saja sendiri tapi bagi yang ingin menikmati cerita dewasa ini silahkan berikut cerita ngentot dimulai dari sini ohhh ya cerita dewasa ini inspired by Pendekar Maboek
Tok… tok… tok… , terdengar suara ketukan dari balik pintu.
Suara ketukan itu cukup mengalihkan perhatian seorang wanita cantik yang kini sedang duduk di belakang meja kerjanya. Ia kemudian terlihat menghentikan kegiatannya membaca sebuah berkas di dalam map yang dipegangnya. Wanita berparas cantik nenawan, berkulit putih mulus dan berambut hitam panjang lurus itu kemudian beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju pintu.
Oh Bapak… , wanita itu tersenyum.
Di depan pintu kini berdiri seorang laki-laki bertubuh tinggi semampai dan tegap. Walaupun sudah berumur diatas 45 tahun, namun sama sekali kegagahan sang laki-laki tersebut tidak berkurang. Laki-laki itu adalah Roby Adianto atau sering dipanggil Om Roby, seorang Direktur sebuah perusahaan swasta yang cukup ternama di kota tersebut. Sedangkan si wanita cantik adalah Novita Belovy, 24 tahun, sekretaris Direksi dan salah satu pegawai muda di perusahaan tersebut.
agen bola piala eropa 2016
agen bola piala eropa 2016
Boleh Om masuk? .
Wanita cantik itu tertawa kecil. Om ini lucu, yang punya perusahaan kan Om ? Jelas boleh dong masuk ke ruangan saya he he .
Laki-laki itu hanya tersenyum mendengar perkataan sang sekretaris, kemudian berjalan masuk ke dalam ruangan. Begitu Novita selesai menutup pintu, tiba-tiba sebuah pelukan langsung membekap tubuh sintalnya dari belakang.
Ah Om nakal… , Novita berucap pelan.
Om kangen nih sayang , sebuah kecupan langsung mendarat di pipi dan leher Novita.
Jangan disini dong Om ntar ada yang lihatt .
Novita berusaha menghentikan Om Roby yang masih terus mendaratkan ciumannya.
Kenapa sayang? Apa Om tidak boleh mencumbuimu lagi? .
Boleh Om , tapi… .
Om Roby kemudian membalikkan tubuh Novita sehingga kini mereka berhadapan. Tanpa sempat melanjutkan kata-katanya, ciuman langsung mendarat di bibir Novita dan membungkamnya. Novita pun kini hanya berdiam diri dan membiarkan Om Roby melumat bibir mungilnya. Laki-laki paruh baya itu mencumbui bibir sang sekretaris seperti seorang musafir yang menemukan sebuah oase di padang pasir. Bibir Novita dirasakannya seperti seteguk air yang bisa melegakan tenggorokannya yang kering.
Tunggu om… , Novita meletakkan telaOm tangannya di bibir Om Roby ketika laki-laki itu kembali hendak melumat bibirnya.
bandar bola piala eropa 2016
bandar bola piala eropa 2016
Kenapa? .
Novita tidak menjawab. Dengan perlahan ia melepaskan pelukan Om Roby dan beranjak menuju jendela kantornya. Wanita cantik itu kemudian menutup tirai jendela kantornya.
Om Roby hanya tersenyum melihat tingkah sang sekretarisnya yang cantik. Laki-laki itu begitu tergila-gila dengan Novita sejak pertama kali wanita cantik itu melakukan tes wawancara. Bagaimana tidak, dengan wajah cantik, kulit putih, rambut panjang halus, tubuh tinggi semampai dengan lekukan proporsional pastilah akan membuat siapapun yang melihat Novita pastilah akan kehilangan kewarasannya.
Om Roby merasa benar-benar beruntung bisa menikmati keindahan bahkan kehangatan tubuh sintal nan sempurna tersebut.
Om Roby hanya tersenyum melihat tingkah sang sekretarisnya yang cantik. Laki-laki itu begitu tergila-gila dengan Novita sejak pertama kali wanita cantik itu melakukan tes wawancara. Bagaimana tidak, dengan wajah cantik, kulit putih, rambut panjang halus, tubuh tinggi semampai dengan lekukan proporsional pastilah akan membuat siapapun yang melihat Novita pastilah akan kehilangan kewarasannya.
Om Roby merasa benar-benar beruntung bisa menikmati keindahan bahkan kehangatan tubuh sintal nan sempurna tersebut.
Om , ini kan masih siang? , ucap Novita sedikit mendesah sambil berjalan mendekati laki-laki tersebut.
Seminggu tidak bertemu denganmu, sungguh benar-bener terasa menyiksa! .
judi bola
judi bola
Tapi kan nyuruh saya pergi diklat juga Om ? , dengan manja Novita memeluk tubuh atasannya itu dan mengecup bibirnya.
Iya, itu kan demi kariermu juga makanya hari ini Om ingin sekali melepaskan rindu .
Tapi nanti malam kan bisa? Saya nggak ada acara kok… .
Nggak bisa sayang, Om sudah nggak tahan lagi .
Kembali mereka berciuman dan kali ini meraka lakukan dengan panas, seakan-akan benar-benar ingin melepaskan seluruh perasaan yang selama ini tertahan. Kedua bibir tersebut saling beradu dan saling melumat.
Oh… so tasty… .
Do you like it? .
Om Roby mengangguk mantap.
Mau yang lebih? , Novita tersenyum menggoda sambil menguap-usapkan jari telunjuknya ke bibir Om Roby.
Sure…! .
taruhan bola
Kita cari hotel sekarang? , jari-jari Novita kini merambat turun menuruni leher dan kemudian mempermainkan dasi atasannya.
Kita cari hotel sekarang? , jari-jari Novita kini merambat turun menuruni leher dan kemudian mempermainkan dasi atasannya.
No… let’s do it here… .
Ah? Here? , kali ini nada suara Novita menggambarkan nada penuh keheranan.
Yes…! Here… .
Tiba-tiba saja Om Roby langsung menggendong tubuh Novita sehingga membuat sekretaris cantiknya itu menjerit pelan. Hubungan keduanya memang sudah cukup lama terjalin, sudah hampir 6 bulan lamanya. Om Roby yang memang menyukai wanita-wanita muda dan Novita yang memang memiliki jiwa penggoda membuat hubungan terlarang itu menjadi semakin mudah terjalin. Hubungan dua insan berbeda jaman ini ibarat sebuah simbiosis mutalisme, dimana keduanya memang saling membutuhkan. Om Roby membutuhkan kehangatan percintaan yang sudah tidak bisa lagi ia peroleh dari sang istri, sedangkan Novita membutuhkan penyuplai dana untuk kehidupannya yang cenderung glamor. Keduanya begitu pandai dan komOm menyembunyikan hubungan cinta terlarang ini, sehingga sampai saat ini bau-bau perselingkuhan sama sekali belum juga tercium keluar.
Aaoo… , kembali Novita menjerit pelan ketika Om Roby mendudukannya di atas meja kerjanya.
Kemudian mereka kembali berciuman dengan panas. Permainan lidah pun kini mulai menghiasi percumbuan keduanya. Lidah mereka saling bertemu dan bertautan dengan hebat. Novita namOm sama sekali tidak risih harus bercumbu dengan laki-laki yang usianya hampir setara dengan ayahnya ini. Yang lebih gila lagi, keduanya tidak merasa risih harus bercumbu di kantor dimana jam masih aktif walaupun kini adalah memang waktu istirahat. Beginilah mungkin yang sering orang-orang sebut ketika nafsu sudah menjadi raja, maka logika tak akan lagi punya kuasa.
agen bola terpercaya
agen bola terpercaya
Wangi parfum yang tercium dari sekujur tubuh Novita membuat nafsu Om Roby kian menggelora, sehingga ciuman tidak lagi bisa membasuh panasnya gelora tersebut. Kini tangan laki-laki itu mulai merambah dan meremasi kedua payudara Novita dari balik blazer yang dikenakan wanita cantik tersebut. Ternyata itupun tidak cukup. Sambil tetap berciuman tangan nakal Om Roby dengan cekatan membuka satu persatu kancing blazer biru tua sang sekretaris. Sementara jari-jari lentik Novita kini sedang berada di selangkangan sang bos yang sudah namOm terbuka. Jari-jari itu terlihat melakukan tugasnya dengan baik, sehingga membuat tonjolan yang ada disana menjadi semakin menggunung.
Jangan dibuka Om , nanti nggak keburu makenya , Novita menghentikan usaha atasannya yang hendak membuka kancing kemeja begitu ia selesai melepaskan blazer yang dipakainya.
Terlihat ekspresi kekecewaan di wajah Om Roby yang terlihat sudah ingin sekali menikmati payudara montok milik bawahannya. Novita yang memang sudah berpengalaman dibidang percintaan rupanya mengerti ekspresi tersebut.
Kok cemberut sih? he he he .
Pengen nyusu… , sahut Om Roby singkat.
Wah ada bayi besar nih minta netek he he he .
Om Roby tidak berkomentar, hanya ekspresi wajahnya saja yang menunjukkan apa yang kini sedang dirasakannya.
Iya deh saya bukain . Senyuman menggoda kembali tersungging di bibir tipis Novita.
Dengan cekatan kemudian wanita cantik itu membuka satu persatu kancing kemeja putih yang dipakainya. Setelah kancing terakhir terbuka, kemudian jari-jari lentik Novita berlahan membuka kaitan bra berwarna merah muda berenda yang dipakainya dan menggeser posisi cupnya. Kini di depan Om Roby terpampanglah sebuah gundukan gading kenyal dan padat, dengan puting kecil berwarna coklat yang menantang. Senyuman pun kembali terpancar di wajah laki-laki paruh baya tersebut.
Aku kangen sekali dengan ini , Om Roby mengusap dan memelintir pelan puting payudara kanan Novita.
Aaah… Om genit ah… , Novita mendesah pelan.
Kok tambah gede sih? , kini tangan kanan Om Roby mendarat dan meremas payudara kiri sang sekretaris.
Gara-gara Om tuh… .
Lo kok gara-gara Om ? .
Novita tersenyum kecil. Om sih suka ngemutin makanya jadi bengkak nih he he .
Ih kamu ini ya, benar-benar menggemaskan he he .
Om Roby merangkulkan kedua tangannya di pinggang Novita yang sedang duduk di atas meja. Sebuah kecupan kemudian mendarat mulus di bibir mungil si wanita cantik.
Mau di Novita aja nih Om ? Rugi dong dibuka? , Novita melirik nakal ke arah kedua payudaranya yang memang kini sedang menganggur .
Nggak dong… , selesai berucap puting payudara kanan Novita langsung amblas ke dalam mulut Om Roby. Dengan penuh nafsu Om Roby melahap kedua payudara montok itu secara bergiliran.
Novita sendiri namOm menikmati sekali sedotan dan permainan lidah Om Roby pada kedua payudaranya. Belum lagi remasan tangan Om Roby yang tak kalah membangkitkan nafsunya. Sambil menggigit bibir bawahnya menahan geli, wanita cantik itu mengelus-ngelus rambut atasannya. Kini Novita terlihat seperti seorang wanita yang sedang menyusui bayi besarnya.
Oooh… , desah Novita pelan ketika Om Roby sedikit menggigit puting payudaranya.
Toketmu benar-benar luar biasa sayang, padat dan kenyal! , sebuah kecupan dan pagutan mendarat kembali di bibir Novita.
Om suka? .
Suka banget! .
Just enjoyed it, it’s all for you… .
Sambil tetap menikmati kepadatan payudara Novita, berlahan tangan kanan Om Roby merayap turun merabai kedua betis sang wanita yang kini dalam posisi menjuntai di atas meja. Permukaan betis mulus tersebut terasa begitu lembut dan halus. Tangan dan jari-jari itu terus merayap naik sehingga menimbulkan sensasi geli di sekujur tubuh Novita. Apalagi ketika tangan Om Roby berlahan masuk ke dalam rok span pendek yang dikenakannya dan terus merabai permukaan pahanya. Novita yang memang telah mengangkang lebar memudahkan akses masuk tangan atasannya tersebut menuju selangkangannya. Kini Novita bisa merasakan jari-jari tangan Om Roby telah menyentuh permukaan celana dalamnya yang berenda.
Udah basah ya sayang? , Om Roby melepaskan bibirnya dan tersenyum kecil.
Novita hanya mengangguk pelan dan mendesah. Aaah… .
Rok span biru tua itu semakin tinggi terangkat ketika tangan Om Roby berada di dalam celana dalam Novita dan mulai merabai bulu-bulu halus yang ada disana.
Aaakh… geli om , Novita berteriak pelan ketika dengan iseng Om Roby menekan klitorisnya.
Geli tapi enak kan? He he .
Ih, Novita jangan digodain dong Om kan malu .
Kalo nggak digodain terus mau diapain dong? He he .
Mau dicium… .
Om Roby pun langung mendekatkan bibirnya ke bibir Novita, namun wanita cantik itu menghentikannya.
Tapi ciumnya nggak di sini , Novita menunjuk ke arah bibirnya.
Om Roby mengerutkan keningnya. Terus dimana? .
Di situ… , Novita kemudian menunjuk ke arah selangkangannya dan tersenyum menggoda.
Ha ha ha kamu benar-benar wanita nakal .
Om Roby menggeleng-gelengkan kepalanya. Kemudian laki-laki paruh baya itu memasukkan kedua tangannya ke dalam rok sekretarisnya dan mulai menarik turun celana dalam wanita cantik tersebut. Novita sendiri terlihat membantu Om Roby dengan sedikit mengangkat pantatnya dari meja. Setelah berhasil membukanya, Om Roby namOm tersenyum melihat kain mungil di tangannya. Modelnya begitu tipis, berenda dan menerawang. Jelas sekali celana dalam G-string merah muda itu memang dipakai oleh pemiliknya bukan untuk menutupi apapun. Om Roby pun meletakkan kain mungil itu di atas kursi.
G-string? .
Yeah…! He he he .
Kalo begitu kamu musti sering-sering ngangkang di depan Om he he he .
Lo ini kan udah ngangkang? .
Oh iya he he he .
Novita memasukkan tangan kanannya ke dalam rok dan mulai mengelus-ngelus permukaan memeknya memang yang sudah basah. Ayo dong buruan di cium… .
Laki-laki paruh baya itu kemudian berjongkok di depan meja dan melepaskan kedua sepatu high heels yang dipakai Novita. Setelah itu ia mulai menciumi jari-jari kaki wanita cantik tersebut secara bergantian. Novita namOm kegNovitaen ketika ciuman atasannya mulai mendarat di telaOm kakinya. Ciuman Om Roby kemudian mulai merambah naik menuju kedua betis dan terus naik menuju paha sang sekretaris. Permukaan kulit kaki mulus Novita membawa sensasi tersendiri dalam diri Om Roby ketika menciumnya. Benar-benar putih, bersih, wangi dan indah.
Siap-siap untuk menerima aksi lidahku he he .
Novita hanya tersenyum mendengar peringatan dari atasannya tersebut. Om Roby kemudian membuka lebar kedua paha sekretarisnya tersebut. Kini terlihatlah dengan jelas sebuah lubang kenikmatan dengan bulu-bulu halus tipis di sekitarnya. Lubang kenikmatan yang selalu mampu membuatnya terbang melayang. Masih begitu sempit dan sekat walaupun Novita mengakui dengan jujur kepada Om Roby kalau memeknya tersebut sebelumnya udah pernah dipakai oleh beberapa laki-laki selain dirinya. Om Roby sama sekali tidak mempermasalahkan hal tersebut, karena dirinya sendiri juga sudah sering tidur dengan beberapa wanita muda lainnya. Justru laki-laki paruh baya itu menyukai gaya permainan Novita yang memang sudah sangat profesional .
Oooh… om… , Novita melenguh panjang ketika sang bos mulai menjilati lubang surganya.
Kepala Om Roby kini telah hilang di dalam rok Novita. Wanita cantik itu sendiri kini hanya bisa merasakan lidah atasannya tersebut menari-nari dengan lincah di selangkangannya. Rasa geli dan sekaligus rasa nikmat yang luar biasa seakan-akan menjalar hebat di sekujur tubuh Novita. Sambil memilin-milin putingnya sendiri Novita menikmati betul jilatan, sedotan dan kadang tusukan lidah sang bos. Dalam keadaan seperti ini tidak lagi terdapat strata diantara mereka. Om Roby yang dalam kondisi normal adalah atasan Novita, kini dalam keadaan terbakar nafsu rela merendahkan dirinya dengan berjongkok sambil menjilati selangkangan bawahannya.
Aaahh… oooh… aaahh… , kepala Novita namOm mendongak menahan rasa nikmat yang menyerang memeknya. Lidah Om Roby yang terus menari-nari dan menusuk-nusuk lubang kenikmatannya benar-benar memberikan sensasi yang luar biasa disekujur tubuh Novita.
Sruuup… sruuup… .
Sruuup… sruuup… .
Suara decakan terdengar dari dalam rok span Novita, menandakan daerah selangkangan tersebut sudah mulai basah dan membanjir.
Om Roby mengeluarkan kepalanya dari dalam rok Novita. Bagaimana? Enak ciuman Om ? He he he .
Enak banget! , Novita mengangguk dan tersenyum kecil.
Laki-laki itu kemudian kembali memasukkan kepalanya ke dalam rok sang sekretaris. Aroma wangi cairan memek Novita membuat birahi Om Roby semakin membara. Ia pun semakin Novita melahap lubang kenikmatan beserta dengan cairan cinta yang membasahinya. Bulu-bulu lembut yang menutupi areal lubang tersebut sama sekali tidak dirasakan mengganggu oleh Om Roby, justru keberadaan bulu-bulu itu menambah sensasi geli di sekitar wajah laki-laki paruh baya tersebut.
Tok… tok… tok…!! , ketika kedua kedua insan terlihat sedang asyik bercengkrama tiba-tiba terdengar suara ketukan dari balik pintu.
Sedetik setelah terdengar ketukan, Novita yang sedang mengangkang di atas meja kerjanya namOm mendorong kepala Om Roby keluar dari dalam rok span biru tuanya. Begitu kepala itu terlepas dari selangkangannya Novita langsung meloncat dari posisi duduknya di atas meja. Ia menurunkan roknya yang tadi terangkat dan mencoba merapikannya. Begitu pula dengan bra dan kemeja yang dikenakannya yang masih n terbuka dengan buru-buru berusaha ia rapikan. Satu demi satu kancing kemeja tersebut dikancingkannya kembali dengan cepat. Begitu selesai dengan segera pula ia kembali mengenakan blazer yang tadi tergeletak di atas meja kerjanya.
Om Roby sendiri tak kalah sibuknya dengan sang sekretaris. Dengan cepat ia menyeka mulutnya yang namOm belepotan dengan cairan memek Novita . Ia lalu merapikan dasi dan kemejanya. Novita sendiri kini masih terlihat sibuk mengenakan sepatunya. Ketika kedua sepatu berhasil dikenakan kembali, Novita lalu menyambar beberapa map dan meletakkannya di atas meja. Mereka lalu namOm berpura-pura sedang sibuk memeriksa file-file di dalam map tersebut. Beruntung semuanya bisa dilakukan dengan cepat karena ketukan kedua segera menyusul terdengar beberapa detik kemudian.
Masuk! , Novita berteriak pelan ketika mereka berdua telah siap berdiri di depan meja kerja.
Namun baru pintu ruangan terbuka sedikit, sekilas Novita melirik ke arah kursi kerjanya. Disana masih teronggok sebuah celana dalam G-string berwarna merah muda miliknya. Langsung saja Novita menyambarnya dan memasukkan sepotong celana dalam mini tersebut ke dalam saku blazernya. Om Roby hanya tersenyum melihat hal tersebut yang kemudian disambut senyuman pula oleh Novita .
Lalu masuklah Ayu, salah satu staf kantor dengan memegang beberapa map. Ia sedikit terkejut ketika melihat Om Roby berada di ruangan Novita. Ia kemudian sedikit tersenyum dan memberi hormat dengan sedikit mengangguk ke arah Om Roby. Perbuatan Ayu itu kemudian dibalas senyuman juga oleh Om Roby.
Maaf Mbak Novita saya tidak tahu kalau Mbak Novita ada tamu .
Nggak apa-apa kok, Om Roby cuma bantu saya mengerjakan beberapa laporan kok , Novita mencoba menutupi aktifitas yang baru saja mereka berdua lakukan tadi.
Memang ada apa ya Win? .
Ini Mbak tadi Om Tio meminta saya menyampaikan berkas ini ke Mba Novita, katanya tolong dibuat rangkumannya sebagai bahan presentasi di acara sosialisasi besok pagi .
Oh, gitu ya? Ya udah berkasnya kamu taruh saja dulu disini, bilang ke Om Tio besok pagi rangkumannya akan saya serahkan langsung di ruangannya .
Ayu lalu meletakkan berkas-berkas tersebut di atas meja kerja Novita, Kalau begitu saya permisi dulu Mbak .
Oh iya Win, kamu nggak back up datanya dalam bentuk softcopy? .
Sudah Mbak, sudah saya taruh juga di dalam map .
Kalau begitu makasi ya… .
Sama-sama Mbak , kemudian Ayu melemparkan senyum ke arah Om Roby. Saya permisi om .
Om Roby hanya mengangguk pelan.
Kemudian Ayu berjalan menuju pintu diikuti oleh Novita dari belakang. Sejenak mereka berdua terlihat bercakap-cakap sebelum akhirnyaAyu keluar dari ruangan tersebut. Novita menutup pintu ruangannya dan kemudian menguncinya. Wanita cantik itu cukup bersyukur tadi Ayu sempat mengetuk pintu sebelum masuk. Akibat nafsu yang telah membara membuat dirinya lupa kalau pintu ruangannya belum terkunci. Tentu skandal dirinya dan sang bos bisa saja terkuak apabila tadi Ayu masuk dengan tiba-tiba dan menyaksikan adegan layak sensor yang mereka lakukan tadi. Berlahan Novita kemudian berjalan mendekati Om Roby yang kini namOm bersandar pada meja kerjanya.
Om , saya dapat tugas nih dari Om Tio, sepertinya yang tadi musti kita tunda dulu… .
Novita tersenyum menggoda sambil memegang dasi yang dikenakan oleh atasannya tersebut. Kemudian dengan berlahan wanita cantik itu membuka simpul dasi Om Roby dan melepaskannya. Dengan cekatan pula Novita membuka dua kancing kemeja teratas yang dipakai sang bos. Walaupun dari mulutnya keluar kata-kata seolah-olah Novita ingin menghentikan semua kegilaan mereka tadi, namun gerak tubuhnya justru menunjukkan hal yang sebaliknya. Melihat senyuman nakal Novita dan tingkah menggodanya kembali mengundang nafsu birahi Om Roby yang tadi sempat menghilang.
Udah tugasnya nantian saja dibuatnya, nanti Om yang bakal bilang langsung ke Om Tio kalau kamu dapat dispensasi hari ini, jadi tugasnya baru bisa diserahin besok siang, nanggung banget nih lanjutin yang tadi yuk! , Om Roby yang namOm sudah mulai terbakar birahi langsung membekap tubuh sintal Novita.
Ih kok galak banget sih Om ? , kembali Novita melemparkan senyum genitnya.
Iya nih, yang bawah udah nggak tahan sih he he .
Mana? Coba saya cek dulu… .
Wanita cantik itu kemudian merabai selangkangan atasannya tersebut. Jari-jari lentik Novita meremas-remas selangkangan Om Roby yang memang sudah namOm menggunung.
Gimana? Udah siap tempur kan? .
Nggak kerasa Om , kayaknya musti dibuka dulu nih he he he .
Novita mencium pipi Om Roby dan kemudian berlahan mengambil posisi berjongkok di depan atasannya tersebut. Pelan-pelan jari-jari Novita menari-nari membuka sabuk dan resleting celana panjang yang dipakai Om Roby. Kemudian celana kain itu dilorotkan berikut dengan celana dalamnya, sehingga kini dihadapan Novita terpampang sebuah batang tegang namun terlihat belum berukuran maksimal.
Ah masih belum siap nih Om ! , sambil masih dalam posisi jongkok Novita melemparkan tatapan nakal ke arah atasannya.
Oh belum ya? .
Novita kemudian mengerlingkan matanya. Iya Om , kalo segini mana kerasa… .
He he he kalo gitu kamu tau dong musti ngapain? .
Ih Om genit deh! .
Om Roby mengelus-elus kepala Novita, sementara jari-jari lentik Novita kini sudah bekerja dengan sempurna mengocok-ngocok batang di hadapannya itu. Tak perlu waktu lama ketika Kontol itu mulai namOm keluar masuk ke dalam mulut si wanita cantik. Dengan telaten Novita menjilati, mengulum dan mengocok Kontol Om Roby sehingga mengakibatkan Kontol itu semakin menegang dan membesar. Novita memang memiliki spesialisasi dalam melakukan oral sehingga Om Roby dibuatnya merem-melek keenakan merasakan permainan lidah dan mulutnya. Dengan bergantian Novita menjilati Kontol Om Roby dan juga buah zakarnya. Kuluman mulutnya juga divariasikan dengan kocokan tangan guna memberi waktu baginya untuk menarik nafas. Wanita cantik itu juga sedikit membasahi batang berurat tersebut dengan ludah guna memudahkannya melakukan kocokan.
Cukup sayang… , Om Roby memegang pundak Novita dan kemudian membantunya berdiri.
Entah kenapa laki-laki paruh baya itu pun meminta Novita menghentikan layanan oral-nya. Mungkin Om Roby tidak ingin langsung mencapai puncak permainan tanpa merasakan nikmatnya jepitan memek sang sekretaris. Kemungkinan juga Om Roby cukup menyadari kalau waktu yang mereka miliki kini tidaklah banyak lagi dan tempat yang juga kurang mendukung, sehingga memilih untuk meloncati tahap foreplay dan langsung meloncat ke sesi penetrasi.
Kenapa Om ? Om nggak suka dengan pelayanan saya? .
Bukan gitu, tapi sekarang giliran Om yang bikin kamu enak he he he .
Novita yang semula keheranan langsung tersenyum dan mencubit pinggang atasannya tersebut. Rupanya Novita bisa menangkap maksud atasannya yang ingin segera melakukan penetrasi.
Om nakal deh he he he .
Ha ha ha ayo kasi Novita dong bagian yang enak-enak itu .
Om Roby kemudian berlahan mendorong pelan tubuh Novita sehingga mentok di ujung meja. Novita sendiri namOm membuka blazer yang dikenakannya dan melemparnya kembali ke atas kursi. Sementara itu di waktu yang bersamaan Om Roby terlihat mengangkat rok span wanita cantik itu dan mulai merabai bulu-bulu lembut di sekitar wilayah selangkangan tersebut. Mereka kemudian kembali berciuman.
Mau netek lagi? He he , dengan nakal Novita mempermainkan kancing kemejanya.
Dibuka aja, siapa tau nanti Om haus he he he .
Ih Om ini…! .
Novita pun menuruti kemauan Om Roby. Ditengah rabaan tangan sang bos diselangkangannya, Novita dengan berlahan membuka satu per satu kancing kemejanya. Saat kancing terakhir terbuka, tanpa dikomandoi Novita membuka kaitan bra merah muda berenda yang dipakainya. Walaupun semua pakaian tersebut masih tetap melekat pada tubuhnya, namun sama sekali tidak berguna buat menutupi bagian atas tubuh Novita. Kedua payudara montok sang sekretaris kini terekspos bebas berikut dengan kedua puting coklat kecilnya.
Mimik cucu dulu ah… .
Aaaoo… geli ah om… .
Novita bergelinjang ketika puting payudara kanannya amblas ke dalam mulut Om Roby. Payudara kiri pun mendapatkan perlakukan yang sama. Keduanya bergiliran dihisap dan diemut oleh Om Roby. Sedangkan tangan kanan laki-laki paruh baya itu sendiri masih sibuk merabai selangkangan Novita. Jari-jari tangan Om Roby merasakan permukaan memek Novita masih cukup lembab dan basah sehingga ia pun tak merasa perlu memberikan rangsangan lagi. Apalagi Novita sendiri sudah namOm begitu bernafsu, dimana terlihat dari wajahnya yang mulai memerah. Om Roby menghentikan kulumannya di payudara Novita. Dengan tangan kanan Om Roby kemudian mengarahkan Kontolnya dan mengusap-usap ujungnya dipermukaan memek sang sekretaris.
Om… jangan diusap-usap aja, masukin dong… , Novita merajuk manja.
He he he udah nggak tahan ya? .
Iya nih… .
Beneran nih nggak tahan? , Om Roby menggoda Novita.
Novita yang memang sudah sejak tadi bergairah langsung mengkerutkan keningnya kesal. Aaaa… Om gitu deh, saya ngambek nih… .
Tingkah manja dan genit Novita kala kesal justru membuat birahi Om Roby semakin meninggi. Iya deh jangan ngambek dong, siap-siap ya… .
Aaakkh…! , Novita berteriak tertahan ketika akhirnya Kontol Om Roby menghujam deras ke dalam memeknya.
Ooohh… oohh… oohh… , desahan mulai keluar dari mulut Novita seiring kocokan Kontol atasannya. Om Roby sendiri merasakan jepitan memek sang sekretaris begitu kencang karena sudah hampir seminggu lebih ia tidak menikmatinya. Kocokan Om Roby yang semakin mengencang membuat Novita menggunakan kedua tangannya untuk menahan tubuhnya yang mulai bergoncang. Kedua tangan Novita mencengkeram erat ujung meja yang berada di belakangnya.
Suka sayang? .
Su… suka banget, yang ken… kenceng Om ! .
Yang kenceng? .
Iya… kocoknya yang kenceng oooh… .
Menyadari kalau saat ini mereka sedang berada di kantor, Novita berusaha sekuat tenaga untuk menahan teriakan penuh kenikmatan yang keluar dari mulutnya. Namun rupanya rasa nikmat seakan sudah menyerang hampir sekujur syaraf tubuhnya, sehingga ia tak kuasa untuk bertahan. Akhirnya ia memilih untuk memeluk tubuh Om Roby dan mencium bibirnya guna meredam desahan dan erangan yang hendak keluar dari mulutnya.
Novita kini namOm kian pasrah menerima lumatan bibir dan juga remasan demi remasan di dadanya. Walaupun kemejanya masih terkancing rapat, namun Novita bisa merasakan kalau bra yang ada di dalamnya tak lagi terpasang pada posisi yang tepat akibat remasan tangan Om Roby. Ciuman dan lumatan pun tak henti-hentinya menghujani bibir Novita, begitu pula dengan lehernya. Apalagi disaat yang bersamaan genjotan Kontol laki-laki paruh baya itu terasa semakin kencang menghujam ke dalam memek Novita. Tak perlu waktu lama untuk membangkitkan kembali gelora gairah yang tadi sempat menghilang diantara keduanya.
Ooh… Novita memekmu nikmat sekali… .
Muncul sebersit rasa bangga dalam diri Novita mendengar pujian yang keluar dari mulut sang bos. Paling tidak ia merasakan kalau dirinya jauh lebih cantik dan menarik ketimbang istri Om Roby. Wanita cantik itu tahu benar kalau posisinya di Perusahaan ini sangatlah ditentukan oleh kemampuannya memuaskan sang atasan. Maka dari itu ia selalu berusaha merawat wajah dan tubuhnya, terutama bagian lubang surgawinya agar selalu keset dan wangi. Selain itu ia juga sadar harus selalu memberikan pelayanan spesial agar sang bos tidak berpaling kepada pegawai wanita lain yang mungkin berumur lebih muda dari dirinya.
Kontol Om juga nikmat banget! .
Oya? .
Iya Om , luar biasa, terus kocok om… terus… aaahh… .
Sebagai seorang wanita yang sudah sangat berpengalaman memuaskan berbagai macam tipe laki-laki, Novita juga tahu benar kalau memuji kemampuan sang laki-laki adalah sebuah kewajiban dalam bercinta. Pujian yang tepat akan meningkatkan ego sang laki-laki dan pujian itu akan membuatnya seolah-olah memiliki kemampuan luar biasa, walaupun kadang kenyataannya tidaklah demikian. Namun khusus untuk Om Roby, Novita sama sekali tidak perlu harus berpura-pura karena Kontol besar milik laki-laki paruh baya itu memang benar-benar mampu membuatnya melayang. Tak terasa sudah hampir sepuluh menitan Kontol Om Roby mengaduk-ngaduk lubang memek Novita dalam keadaan berdiri.
Oooh… aaah… , Novita masih terus berusaha menahan desahannya, ditengah lesakan Kontol Om Roby dalam memeknya. Sementara itu tangan kanan Om Roby namOm nakal meremasi payudara Novita .
Oooh… aaah… .
Balik dong sayang, pengen masuk dari belakang nih .
Novita menurut. Setelah Om Roby mencabut Kontolnya, ia langsung membalikkan tubuhnya dan mengambil posisi nungging. Novita kembali menggunakan kedua tangannya sebagai penumpu di meja kerjanya. Kemudian wanita cantik itu menoleh ke belakang dan melihat Om Roby sedang menatap nanar ke arah bongkahan pantatnya sambil mengocok-ngocok Kontolnya sendiri. Novita kemudian mengangkat rok spannya dan mulai menggoyang-goyangkan pantatnya guna menggoda atasannya tersebut. Dengan gaya nakal bak call girl profesional, Novita menjilati jari-jari tangan kirinya kemudian mengusap-usap permukaan memeknya sendiri. Lalu wanita cantik itu memasukkan dua jarinya ke dalam lubang memeknya dan mulai mengocoknya. Novita memasang ekspresi wajah horny sambil menggigit bibir bawahnya. Om Roby terlihat tak tahan melihat ekspresi wajah Novita langsung mendekat sambil mengacungkan Kontolnya yang sudah tegang maksimal
You’re so deam bitchy secretary…! .
Tapi Om suka kan? .
Suka banget… you make me turn on very high… .
Terus nunggu apa lagi Om ? Fuck me… fuck me hard! .
Novita membuka kedua kakinya semakin lebar seolah-olah ingin mempersilakan Kontol Om Roby untuk memasuki dirinya. Kini sebuah pantat montok dengan memek merah basah terekspos dengan bebas siap merasakan sebuah kenikmatan duniaei. Om Roby terlihat semakin membelalak menyaksikan pemandangan indah di depannya. Walaupun ini bukan pertama kalinya, namun tetap saja setiap kali melihat memek Novita seakan memberikan sensasi luar biasa dalam otak Om Roby. Sebuah batang tegak keras namOm mencuat diantara selangkangan laki-laki paruh baya itu. Dengan terburu-buru Om Roby langsung melepas sepatunya dan kemudian disusul dengan celana panjang berikut celana dalamnya. Agaknya laki-laki paruh baya itu merasa pakaiannya itu sedikit mengganggu dalam melakukan penetrasi di awal persetubuhan mereka tadi.
Aaaakkh…!!! .
Novita tidak bisa lagi menahan lenguhan panjang yang keluar dari mulutnya. Ini karena ternyata Om Roby tidak memasukkan Kontolnya ke dalam memeknya namun ke dalam lubang duburnya. Batang besar itu kini namOm mulai menggenjot lubang sempit tersebut. Si pemilik batang pun namOm mulai merem-melek merasakan kenikmatan luar biasa dari jepitan lubang anus sekretarisnya tersebut. Sedangkan Novita sendiri terlihat meringis menahan sakit karena sejujurnya ia sama sekali tidak siap menerima serangan pada lubang pantatnya. Wanita cantik itu namOm mencengkeram pinggir meja dengan sekuat-kuatnya dan menggigit bibirnya berusaha untuk menahan rasa sakit. Novita tahu benar kalau ia sama sekali tidak bisa melakukan protes atas perbuatan Om Roby ini. Om Roby adalah atasannya dan tugasnya adalah memuasakan sang atasan, jadi Om Roby berhak memilih lubang manapun yang ia suka untuk dimasuki.
Aaakkh… om… pelan-pelan… sakit… .
Oooh… ooh… .
Aaakkkh… Paaakk… .
Mulut Novita ternganga lebar ketika Om Roby kian mempercepat genjotan Kontolnya. Lubang anus Novita yang memang masih kering dan belum terlumasi terasa robek dan melar ketika intensitas batang besar itu kian meninggi menghujam ke dalamnya. Tanpa bisa ia tahan bulir air mata terlihat mengalir dari pinggir mata lentik Novita.
Oooh… sempit banget pantatmu Novita! .
Aaakkh… aaakkh…Paakk…!! .
Oooh… .
Sa… sakit om… aaakhh…! .
Ini memang bukanlah anal seks pertama bagi Novita. Beberapa kali ia sudah pernah melakukannya dengan Om Roby maupun beberapa laki-laki lainnya, namun tanpa persiapan tentunya anal seks sangatlah menyakitkan bagi si pemilik lubang. Penderitaan Novita barulah usai setelah beberapa menit kemudian Om Roby akhirnya menghentikan genjotannya dan menarik Kontolnya. Rasa perih dari lubang pantat Novitamasih begitu terasa menyiksa, selepas genjotan yang mendera pantatnya tadi. Namun belum juga Novita dapat menghirup udara dan mengatur nafas, Om Roby kembali menghujamkan Kontolnya. Kali ini Kontol besar itu menghujam deras ke dalam memek sang sekretaris cantik.
Ooooh….!! , kembali Novita harus melenguh panjang.
Aaah… Novita… .
Om Roby… ooohh… .
Wanita cantik itu bersyukur dalam hatinya, karena paling tidak kali ini Om Roby memilih lubang memeknya untuk dinikmatinya. Novita pun kini mulai bisa ikut menikmati persetubuhan tersebut. Bahkan kini ia terlihat ikut menggoyangkan pinggulnya agar lubang kenikmatannya dapat memberikan jepitan maksimal. Rasa sakit yang semula memderanya kini mulai berganti menjadi rasa nikmat yang teramat sangat. Sadar kalau waktu yang mereka miliki kian menipis sebelum waktu makan siang berakhir, Om Roby pun kian mempercepat genjotannya. Laki-laki paruh baya itu berusaha menghujam-hujamkan Kontolnya secepat dan sedalam mungkin. Tubuh Novita sendiri dibuatnya berguncang-guncang hebat dan membuat wanita cantik itu terus mendesah-desah.
Dikit lagi sayang…! .
I… iya Om , dikit lagi nih, terus… yang dalem… .
Oooh…. oooh…. .
Aaaahh…. sayang memekmu… .
Keduanya mulai merancau tak karuan menandakan kalau mereka telah berada diambang klimaks. Walau keduanya sudah merasa bak melayang ke angkasa, namun keduanya masih tetap berusaha menyadarkan diri mereka kalau saat ini mereka sedang bercinta di ruang publik. Rasa nikmat yang semakin kencang mendera membuat keduanya kian sulit menahan teriakan dan desahan yang terus keluar dari mulut mereka masing-masing. Seandainya mereka ada di tempat yang aman mungkin keduanya akan berteriak sekencang-kencangnya guna menunjukkan betapa hebatnya persetubuhan mereka saat itu.
om… Novita dapeeet…!! .
Tahan sayang, tahan dikit lagi… .
Aaaakkkh….! , Novita melenguh hebat. Kepalanya terdongak dengan mata terpejam. Di tengah genjotan Kontol Om Roby yang menggila wanita cantik itu mencapai puncak.
Tak lama setelah itu, Om Roby juga semakin menampakkan ekspresi wajah yang kian memerah. Nampaknya ia juga sudah tidak kuat lagi menahan gejolak rasa yang akan segera menderanya. Laki-laki paruh baya itu akan segera menyusul mencapai puncak permainan.
Sayang… isepin kontol Om ! .
Om Roby mencabut Kontolnya. Novita nampaknya tak sempat menikmati sensasi klimaks yang baru saja melandanya. Dengan sigap wanita cantik itu berjongkok dan memasukkan Kontol Om Roby ke dalam mulutnya. Kontol itu langsung namOm keluar masuk ke dalam mulut Novita, karena Om Roby ikut mengocok-ngocokkannya dengan kuat. Sesekali Novita mengocok-ngocok batang tegang itu dengan tangan untuk kemudian mengulumnya kembali. Tak lama Kontol itu pun sudah terasa berkedut-kedut hebat.
Oooh….!!! , kini giliran Om Roby yang melenguh panjang.
Semburan demi semburan sperma langsung menyemprot ke dalam mulut Novita. Wanita cantik dengan sabar menerima semburan sperma atasannya dan menampungnya di dalam mulutnya. Ketika semburan terakhir keluar, berlahan Kontol Om Roby menyusut dan mengecil di dalam mulut sekretarisnya. Begitu Kontol tersebut tercabut dari dalam mulutnya, Novita sedikit membuka mulutnya. Mulut wanita cantik itu kini terlihat dipenuhi oleh cairan kental berwarna putih. Dengan cepat Novita kemudian menelan cairan tersebut sampai habis.
Sini Om saya bersihkan .
Setelah cairan sperma Om Roby habis tertelan, Novita mengambil Kontol atasannya tersebut dan kembali mengulum dan menjilatinya. Dengan telaten Novita menjilati buah zakar Om Roby dan juga batang serta ujung Kontolnya guna membersihkan sisa-sisa sperma yang ada.
Berdiri sayang! .
Om Roby membantu Novita berdiri. Kemudian laki-laki paruh baya itu memeluk tubuh sekretarisnya tersebut dan mencium bibir mungilnya. Lama sekali mereka berpagutan seolah-olah Om Roby ingin menunjukkan rasa terima kasihnya atas pelayanan sang sekretaris.
Makasi ya sayang… .
Sama-sama om .
Kamu puas hari ini? .
Puas banget! He he .
Kembali mereka saling berpagutan.
Om masih kangen nih, malam ini Om nginep di tempatmu ya? .
Lo istri Om bagaimana? .
Dia ada kunjungan kerja dengan teman-temannya, jadi tidak apa-apa kalau malam ini Om nggak tidur di rumah .
Aduh kayaknya malam ini saya harus lembur nih he he he .
Ha ha ha iya dong! Tapi tenang uang lemburnya ada kok .
Beneran ya? .
Tenang saja… apa sih yang nggak buat sayangku ini .
Hhhmm… gombal! .
Mereka pun tertawa sambil berpelukan mesra. Kemudian Om Roby mengenakan kembali celananya, merapikan kemeja dan memakai dasinya. Setelah selesai merapikan pakaiannya laki-laki itu duduk di sofa sambil mengenakan kembali kaos kaki dan sepatunya. Novita sendiri namOm mengambil tissue dan melap lubang memek dari sisa-sisa cairan hasil percintaan mereka tadi. Setelah itu wanita cantik tersebut merapikan kembali bra, kemeja berikut dengan rok span yang dipakainya. Ia juga mengenakan kembali sepatu high heels-nya. Sekilas Novita menyempatkan diri untuk sedikit menata kembali rambut panjangnya yang terlihat sedikit kusut dan tak beraturan di depan kaca.
Lo kok celana dalamnya nggak dipake sih? .
Ntar aja Om , mau pipis dulu nih .
Ih ntar ada yang ngintip lo he he .
Kan cuma Om yang tau kalo saya seliweran di kantor nggak pake celana dalam he he .
Oh you’re so nauthy… he he he , Om Roby lalu meremas pantat Novita. Sang sekretaris hanya berteriak pelan.
Kalau begitu Om balik ke ruangan sekarang .
Iya om… .
Inget lo nanti malem… .
Siap bos! , Novita mengerlingkan matanya nakal.
Begitulah Cerita Dewasa Ngentot sehari-hari kegiatan Novita, sang sekretaris di kantornya bersama om roby sang bosnya sendiri.
Label:
Cerita Birahi Pembantu,
cerita bokep,
CERITA DEWASA,
Cerita Dewasa Selingkuh,
CERITA HOT,
CERITA MESUM,
cerita mesum terbaru,
CERITA SEKS,
cerita sex,
cerita sex terbaru 2015
Kamis, 12 November 2015
Ngentot di Apartement | cerita bokep | cerita dewasa | cerita seks | bandar bola piala eropa 2016
Ngentot di Apartement berawal ketika Suatu pagi di apartement Prima Aku terbangun dengan malas, suara langkah kaki di ruangan tidak akan membiarkan aku tidur sementara ia kembali
Mau ke mana aku bertanya saat menemani keluar dia dari tempat tidur ke kamar mandi?
agen bola piala eropa 2016
agen bola piala eropa 2016
Saya harus pergi bekerja dan berias buru buru terlambat sambil berkata di depan cermin.
Tampilan dia dari belakang dengan tubuhnya yg ramping mengenakan jeans dan kemeja biru, buka dari belakang dengan kedua tangan dan mulai memijat sendiri payudaranya.
Anda memiliki beberapa menit, aku berjanji untuk membuatnya bermanfaat
Dia menggigit bibir bawahnya saat menggosok payudara kecil saat ia mengusap pinggul saya perlahan lahan di keledai seolah olah ia penetrasi.
Maaf, aku terlambat sayang
Dia berbalik dan memberiku ciuman dengan lidah sedikit dan kemudian mendorong saya untuk mengambil dompetnya.
Ambil mandi dan mengubah apa pun yang Anda inginkan, jadi aku akan kembali agak terlambat tidak perlu menunggu
Oke, bye Prima
bandar bola piala eropa 2016
bandar bola piala eropa 2016
Mengirimi saya selamat tinggal ciuman dan berkata, meninggalkan aku merasa seperti aku mendesah dengan keinginan seks kecil, Prima dan aku kuliah di tempat yang sama walau semester saya jauh dengan dia, Saya sangat malu bertemu orang orang baru tetapi sekali yang ada hubungannya dengan wanita dan seks menemukan bahwa hambatan saya sedikit. Prima tahu juga berkat seorang teman Alejandra menyeretku ke pesta seks, aku ada di sana dengan Prima untuk sementara dan memberi saya telepon tapi belum menghubungi karena saya menyerah musim liburan ini.
Suatu hari aku memutuskan untuk mengirim pesan dan hal hal yang terjadi dan beberapa hari setelah kami telah sepakat janji, janji itu pendek di bar dan setelah beberapa minuman berakhir di apartemennya. Kita buang saja di atasku, membelai dan ciuman yang liar dan cepat, mendorongnya ke dinding dan menurunkan rok ke bawah celana dalamnya dalam satu gerakan, dia membuka kancing celana saya dan mendapatkannya dengan sangat cepat.
agen bola
agen bola
Dia menjerit dan mendesah, apartemennya cukup kecil, ruangan itu pintu masuk dan lebih dari itu adalah tempat mandi dan dua kamar, satu ditutup dan yang lainnya kamarnya.
Tapi aku tidak tahu bagaimana mengambil dan menarik keras di tempat tidur, lelah dan kemudian fuck liar melemparkan kita di tempat tidur terengah engah, setelah beberapa saat aku mulai melakukan pijat dan mendapat mengangkang di belakangnya.
pijat paha dan bokong dan kemudian membuka sedikit menembus anusnya dengan lembut. Dia mengerang kenikmatan diselingi dengan pijat, saya menyadari saya telah memar dan memar di berbagai bagian tubuh
Tapi cerita ini bukan tentang Prima tetapi apa yang terjadi kemudian, ketika di apartemennya karena ia telah memutuskan untuk tidak tinggal lebih lama, saya akan mandi dan kemudian berpakaian. Saya meninggalkan kamarnya, aku berlari ke kamar mandi ketika pintu membuka pintu berikutnya, saya terkesan dengan suatu kedua dan saya pikir saya sendirian di depan dan hal pertama yang saya perhatikan adalah bahwa hanya membawa petinju saya posisi.
Ruangan datang seorang wanita yang tampak sama terkejut bahwa aku bisa melihat bagaimana beberapa 30 tahun, itu sangat bagus namun beberapa keriput dan ia mulai skor, tipis dan memiliki beberapa kurva berbahaya dan juga ditandai, tubuhnya indah, payudara membesar mereka besar, perusahaan dan pinggulnya adalah lebar.
judi bola
judi bola
Aku hanya setengah telanjang dibungkus handuk, aku tinggal dengan mulut terbuka saat ia menatap ke atas dan ke bawah, mengoceh sesuatu, tapi ia tampaknya bertekad cara Cando kepada saya.
Saya pikir Prima sudah pergi, tapi sepertinya aku meninggalkan hadiah
Saya tidak melihat ereksi saya sampai dia menatap tonjolan di bawah petinju saya, dimulai dan di bawah Boxer gerakan, anggota saya di depannya yang tampak dengan nafsu mengambil dalam tangan mereka.
Tidak mengerti apa yang terjadi, aku benar benar shock, tangannya menuruni kulit penisku, bibirnya akan melalui ujungnya, adalah seorang profesional, saya menggunakan sejumlah perempuan telah melakukan mastrubasi tapi kali ini saya sangat gembira.
agen bola terpercaya
agen bola terpercaya
Dia meletakkan salah satu bola saya dalam mulut Anda dan bermain dengan dia dengan lidahnya, aku berdiri di sana seperti 5 menit sementara saya bekerja, memiliki mata terpejam dan tangan pada kesenangan mengerutkan kepala.
Saat itulah ia mulai menggunakan ujung lidah pada kepala penis saya, itu hanya ujungnya tapi berlari menyentuh setiap titik sensitif dan tanpa berpikir aku merasa seperti aku datang ke dalamnya, tapi hanya ingin mengatakan sesuatu keluar terkesiap dari saya belum ia tampak siap.
Aku mengambil bola saya keras dan sedikit dipisahkan dari tubuh saya dengan tangan lain sambil menekan dasar anggota yang membuat saya merasa sedikit rasa sakit dan tiba tiba pendek prematur. Saya tidak mengerti apa yang terjadi tapi membawa saya ingin datang ke saya sebagai dia tersenyum padaku.
Belum sayang, yang terbaik adalah
Dia melepas handuk, meninggalkan tubuh patung di udara, payudara besar dan puting telanjang gagah. Dia mengangkat kedua tangannya dan menutupi penis saya di antara mereka, saya memiliki mengerang untuk melarikan diri karena dia tersenyum dengan bibirnya tebal dan seksi.
Oh ya, bayi Anda seperti itu benar?
bandar bola
bandar bola
Dia pindah payudaranya dan masturbasi setiap kali dia mendekati aku mencium ujung ekstremitas dengan bibirnya. Tidak bertahan lebih lama saat dingin berlari melalui saya, penisku kejang kejang dan kemudian saya datang langsung ke dia.
Aku merasa malu untuk melakukan hal ini, putar untuk mencari dan melihat bahwa ia mengambil dengan satu tangan, saya pikir saya gila dan saya akan klaim, tetapi mengambil sedikit dengan tangannya dan membawanya ke mulut sensual mengusap jari jarinya pada bahasa
Kau anak nakal, hal ini tidak dilakukan,
Apakah dibersihkan dengan handuk dan kemudian dia menelepon telepon, kami bertasbih dan kemudian dengan tersenyum ia berbalik dan membungkuk di atas sofa yang telah kembali untuk kita mengangkat telepon. Sementara ia berbicara mata saya dipindai tubuhnya, kakinya yang panjang dan pantat bulat, berada dalam kondisi sangat baik, kakinya kuat dan punggungnya sedikit ditandai.
Dengarkan berbicara seseorang, usaha sejak Prima sedang berbicara tentang sesuatu untuk membawa ke rumah, aku mendekati mengambil pinggul dan pantat sementara ia naik pihaknya terus telepon dan bertanya padaku.
Apa yang kamu lakukan?
Saya melakukan pembicaraan lebih menyenangkan anggota saya dan mendapatkan kekuatan ketika lutut sedikit membuka kakinya dan mulai menggosok penis saya pada bibirnya, kehangatan banjir saat aku merasa betapa basah aku.
Ya Tuhan … ya, aku di sini, terus berbicara di telepon sementara kami satu sama lain, saya melihat bahwa ia harus menekan non merengek, aku memutuskan untuk memiliki terkena mereka mengerang dan Prima . Itu adalah ide yang gila tapi aku memukul baik pada saat itu, menunjuk ke seks dan perlahan lahan menembus.
Saya melihat bagaimana menekan telepon ketika mencoba untuk mengendalikan masuk dan lagi perlahan lahan menikmati sebagai berusaha untuk tidak membuat suara apapun, mulai sampai kecepatan penetrasi dan itu membuatnya menggigit ibu jarinya sementara masih mendengarkan Prima di sisi lain telepon.
Aha … siapa? Ya, masih di sini … Saya katakan … selamat tinggal
Menggantung di saat saya merilis mengerang panjang, bangun, meninggalkan setengah pantatnya sementara aku membungkuk saya hampir berhenti keluar.
Prima berkata … oh …god
Dengan satu tangan saya mulai meremas payudara dan jari tengah yang lain mengelus clitorisnya tepat di atas mana ia penetrasi. diapun mulai berjabat tangan terjadi pada pantat saya menekan tubuhnya. Akan menembus ke bawah dengan punggungnya melengkung saat aku datang di dalam dirinya, dia mengerang saat dia merasa seks keras basah dan kemudian tumpahan jus mereka.
Kami tinggal di posisi itu beberapa detik saat napas sembuh, menegakkan dan melewati lengan di leherku, mencium dengan lidah kita lembut memutar dan mencicipi satu sama lain.
Beberapa menit kemudian kami duduk di dapur, saya sedang makan semangkuk sereal dan mulai berbicara.
Aku tidak tahu bahwa Prima telah teman sekamar, dan teman sekamar pergi Dia tertawa seolah olah itu adalah lelucon terbaik di dunia, kemudian mengambil lagi sesendok sereal dan susu saat aku menjawab.
Prima memiliki teman sekamar tidak, aku ibumu Hampir meludah sereal sementara dia tertawa, kami masih telanjang dan aku hanya bisa melihat tubuhnya lagi nikmat sekali Jangan khawatir cerita dewasa seks ngentot ini akan menjadi rahasia kecil kami, Anda dipersilahkan kapan saja repeat
Dia bersandar di kaki saya, meninggalkan payudara besar nya tergantung di depan saya dan mencium saya di mulut. Lalu ia menuju kamar mandi, jantungku berdebar debar dari kegembiraan, begitulah Cerita Dewasa Seks Ngentot di Apartement ngawur dari saya.
Label:
Cerita Birahi Pembantu,
cerita bokep,
CERITA DEWASA,
Cerita Dewasa Selingkuh,
CERITA HOT,
CERITA MESUM,
cerita mesum terbaru,
CERITA SEKS,
cerita sex,
cerita sex terbaru 2015
Rabu, 11 November 2015
Kisah Bercinta Dengan Ananda | cerita dewasa | cerita seks | cerita bokep | bandar bola piala eropa 2016
Kisah ini terjadi, ketika aku masih di bangku kuliah beberapa tahun yang lalu dan pada akhirnya kuliahku juga berhenti di tengah jalan karena kesibukanku dengan grup band yang aku bentuk.
Pagi itu seperti kebiasaan aku sebelum masuk ruang kuliah, selalu menyempatkan diri untuk menikmati makanan di cafetaria kampus yang suasananya cukup asri dengan keberadaan taman di samping cafetaria kampus itu sendiri. Diantara beberapa mahasiswa yang sedang menikmati makanan, aku sempat terpaku oleh sosok yang sebelumnya belum pernah aku lihat di kampus.
Penampilannya cukup membuatku terpesona, dengan tank top warna merah di padu dengan blue jeans skirt setinggi lutut menjadikan dia juga patut untuk menjadi pusat perhatian semua cowok yang ada di cafetaria. Setelah memesan makanan dan minuman, aku melangkahkan kakiku menuju meja yang ada di luar ruangan cafetaria yang posisinya menghadap langsung ke arah taman kampus.
Pagi itu kebetulan aku seorang diri, nggak seperti hari-hari biasa yang selalu datang bersama teman-teman dekatku yang sekaligus juga teman di grup bandku. Dengan santai aku duduk sambil menikmati segelas coklat hangat dan sepotong pancake nanas kesukaanku.
Di tengah asyiknya aku menikmati makanan, tiba-tiba telah berdiri temanku yang bernama Dina dan seorang yang telah membuatku terpaku sebelumnya.
“Maaf Diet.. Boleh nggak kita gabung duduknya?” tanya Dina sambil tersenyum.
“Oh.. Kamu Din..!” ujarku spontan.
“Boleh-boleh… Lagian aku sendirian kok” sahuntuku meyakinkan.
“Tumben nih cafetari rame, sampai nggak ada satupun meja kosong” Kata Dina menambahkan.
“Kamu juga tumben Diet makan sendirian, biasanya khan sama grup band kamu?” kata Dina lagi.
“Iya nih Din.. Kebetulan ada kelas pagi jadinya aku berangkat lebih awal deh” jelasku sesaat setelah Dina dan temannya duduk.
“Oh iya Diet, kenalin ini anak baru di kampus kita” Dengan ramah Dina memperkenalkan temannya.
“Ananda… Ini Adietya teman kita juga, yang kebetulan juga dia vokalis di grup band di kampus kita ini” Dina memperkenalkan aku kepada Ananda secara panjang lebar.
“Dan dia ini Diet, mahasiswa pindahan dari Jakarta yang mengikuti orangtuanya karena pindah tugas” Jelas Dina kepadaku.
“Namanya Ananda aprilia putri, yang mempunyai hobby dengerin musik juga” sahut Dina lagi.
Yang di perkenalkan cuman tersenyum manis aja. Dengan ramah aku tersenyum kepada Ananda, sambil menyodorkan tanganku.
“Adietya!” kataku pendek.
“Ananda!” dengan senyum manis dia menerima uluran tanganku.
Tangannya halus banget saat aku menggenggamnya lembut, apalagi di lengannya di tumbuhi bulu-bulu halus yang sangat kontras dengan warna kulitnya yang mulus.
Dari jarak yang lumayan dekat aku bisa menikmati pesona kecantikan Ananda yang begitu menawan, Ananda mempunyai rambut yang cukup tebal dan hitam yang panjangnya di bawah bahunya sedikit. Bibirnya sensual dan selalu basah alami tanpa olesan lipstik. Pandanganku sesaat turun ke arah lehernya yang jenjang dan berakhir di kedua tonjolan di dadanya yang aku taksir ukurannya 36B.
Sampai di sini aku sempat menelan ludah sesaat, betapa ranumnya buah dada Ananda yang menuruntuku begitu menggairahkan kalau di remas nan lembut dan putingnya di jilatin dengan gerakan erotis. Khayalanku buyar bersama teguran dari Dina mengingatkan kalau aku masih menggenggam tangan Ananda.
“Sudah dong Diet.. Lepasin tangan Ananda” tegurnya mengingatkan.
“Maaf.. Yah Ananda” kataku polos.
“Tangan kamu halus banget sih” kataku menambahkan.
“Tangan atau, kamu yang terpesona oleh kecantikannya” sindir Dina.
Aku hanya tersenyum mendengar Dina mengatakan itu. Sejujurnya aku memang mengagumi pesona Ananda yang kayaknya bakal jadi bunga kampus nantinya.
Seminggu setelah pertemuanku dengan Ananda di cafetaria. Aku bertemu kembali dengannya tapi bukan di kampus seperti saat itu. Ananda datang bersama kedua orang tuanya untuk menikmati makam malam di salah satu cafe yang cukup terkenal di kota itu. Dan kebetulan aku bersama teman-temanku bermain musik akustik di cafe itu setiap 3 kali seminggu.
Malam itu Ananda mengenakan gaun warna hitam yang membuat penampilannya sangat berbeda dengan saat dia ada di kampus. Gaun malam yang panjang dan modelnya sedikit sexy dibagian dadanya membuat Ananda tampil begitu anggun malam itu. Saat itu Ananda belum menyadari kalau yang ada di atas panggung adalah diriku.
“Selamat datang dan selamat menikmati suguhan musik akustik dari kami, semoga makan malam anda cukup berkesan bersama orang-orang yang anda cintai” Sambutanku kepada semua pengunjung cafe.
Setelah aku menyanyikan beberapa lagu dan mendapat sambutan yang cukup meriah dari pengunjung malam itu. Dengan mantap, kembali aku menyampaikan pesan khusus.
“Lagu ini akan saya persembahkan buat pengunjung yang ada di meja nomer 5, yaitu Ananda bersama kedua orang tuanya dan semoga makan malamnya berkesan dengan hadirnya lagu ini” sahuntuku spontan.
Seketika pandangan Ananda bersama kedua orang tuanya tertuju ke panggung. Dengan sopan aku menganggukan kepala kepada mereka, sambil tersenyum ramah. Ananda sempat terpaku, ketika melihat diriku tersenyum dari atas panggung.
Setelah melewati moment sesaat yang merupakan kejutan dariku. Perlahan aku mulai menyanyikan lagu lembut yang pernah dibawakan oleh Rod stewart” Have I told you lately”. Pandanganku beradu dengan pandangan Ananda yang sedang serius menatapku dari mejanya, ketika di awal lagu sambil tersenyum aku memandangnya lembut.
“Have I told you lately that I love you..” bunyi lirik di awal lagu itu.
Dengan penghayatan aku menyanyikan lagu itu yang secara tidak sengaja terinspirasi oleh kedatangan Ananda di cafe malam itu. Setelah selesai aku menyanyikan lagu itu, bersamaan juga saat aku bersama grupku mendapat kesempatan untuk break di session pertama. Di saat break aku pergunakan waktu yang ada untuk menemui Ananda bersama ke dua orang tuanya.
“Selamat malam Om, Tante dan juga Ananda” tegurku sopan.
“Perkenalkan nama saya Adietya, teman Ananda satu kampus” dengan ramah dan sopan aku memperkenalkan diri di hadapan kedua orang tua Ananda.
Yang juga disambut dengan ramah oleh kedua orang tua Ananda.
“Pa, Ma, Ini teman Ananda yang pernah Ananda ceritakan sebelumnya” terang Ananda kemudian.
Dalam hati sempat aku bertanya, apakah yang telah di ceritakan Ananda kepada kedua orang tuanya tentang diriku. Setelah berkenalan dengan kedua orang tuanya dan terlibat obrolan yang panjang, akhirnya aku tahu kalau Ananda adalah anak semata wayang di keluarganya.
Tak mengherankan jika, kalau Ananda mendapatkan kasih sayang secara penuh baik dari papanya dan juga Mamanya. Itu terlihat dari kesehariannya yang riang dan lincah saat dia berada di kampus. Setelah tiba waktu buat aku dan teman-teman untuk main di session kedua, dengan sopan aku berpamitan kepada kedua orangtuanya dan juga Ananda.
Suasana cafe malam itu sangat special buat diriku, karena kedatangan orang yang sering aku khayalkan setiap saat di tempat yang tidak pernah aku duga sebelumnya. Menjelang setengah sebelas, aku menyudahi penampilan malam itu lewat lagu”Cinta Sejati” Milik ari lasso.
Ketika selesai acara, aku pamit kepada teman-teman band, kalau aku ingin menemui Ananda dan kedua orang tuanya. Sesampainya di meja Ananda, dan ngobrol sesaat, kedua orang tuanya berpamitan ingin pulang karena sudah mulai di hinggapi rasa kantuk.
“Pa, Ma, Ananda boleh pulangnya belakangan?” tanya Ananda kepada kedua orang tuanya.
“Ananda masih pingin ngobrol dengan Adiet nih bolehkan?” rajuknya manja.
“Baiklah, asal nanti pulangnya Adietya yang nganterin!” tegas papanya.
“Baik Om.. Terima kasih atas kepercayaan yang Om berikan”jawabku kemudian.
“Makasih pa, Ma..” teriaknya sambil mencium pipi Papa dan Mamanya.
Setelah kepergian Papa dan Mamanya, kembali kita melanjuntukan obrolan yang tertunda sesaat. Ketika waktu menunjukan pukul 23.30 aku mengatakan kepada Ananda.
“Ananda sebaiknya kita pulang yah” kataku pelan.
“Sudah malam nih, ntar Papa dan Mama kamu gelisah menunggumu” terangku lagi.
“Baiklah kalau menurut kamu begitu” jawab Ananda kemudian.
Yang tak lama aku bergegas menyetop taxi yang sedang lewat di depan kita. Di dalam taxi aku terdiam sambil melamunkan kejadian yang barusan aku alami. Betapa beruntung aku bisa duduk berduaan di dalam taxi dengan seorang gadis cantik yang begitu banyak di dambakan oleh setiap cowok yang ada di kampus.
“Diet kenapa diam?” tanya Ananda membuyarkan lamunanku.
“Oh.. Eh”jawabku gugup.
“Aku nggak pernah membayangkan kalau aku bisa sedekat ini dengan dirimu” jelasku setelah bisa menguasai keadaan.
“Maksud kamu?”tanya Ananda lagi.
“Kamu tahu khan, kalau di kampus banyak cowok yang menaksir kamu” terangku kemudian.
“Diet, kalaupun banyak cowok yang mengejar-ngejar aku, aku punya hak juga khan buat menolak?” tanyanya lagi.
Aku hanya terdiam mendengar penjelasannya, sambil tersenyum lembut menatapnya.
“Aku sudah banyak menceritakan tentang dirimu kepada Papa dan Mama, makanya mereka percaya kalau aku pulangnya bersama kamu” terang Ananda meyakinkan aku.
Di kepala masih teringat saat aku memperkenalkan diri di hadapan Papa dan Mamanya, ketika break time tadi yang Ananda bilang pernah menceritakan aku sebelumnya.
“Diet, sejak awal perkenalan di cafetaria, hatiku sempat berdetak entah kenapa” terangnya kemudian.
“Aku juga selalu berhayal tentang dirimu” jelasnya lagi.
“Banyak cerita di kampus yang mengatakan, kalau kamu orangnya cukup lembut setiap menghadapi cewek” tambahnya lagi.
“Semua itu benar adanya, apalagi dengan kamu memberikan sebuah lagu romantis buat diriku saat malam tadi” dengan lembut Ananda mengatakan itu.
“Papa dan Mama sempat memuji, kalau kamu orangnya bisa menghargai seorang wanita” terangnya lagi.
Terharu aku mendengar semua penjelasan dari Ananda yang ternyata selama ini dia bersimpati terhadap diriku. Taxi yang kita tumpangi melintasi sebuah jalan yang lampu penerang jalannya agak redup. Dengan keberanian di tengah keremangan, aku memeluk Ananda mendekat dan mengecup bibirnya yang ranum.
“Sudah lama aku mendambakan kamu Ananda” bisikku mesra di telinganya.
Ananda hanya tersenyum manis mendengar bisikanku, sambil meremas mesra tanganku. Tak lama berselang taxi telah sampai di depan sebuah rumah besar yang di halamannya ada sebuah taman dan balai-balai kecil di pojok rumah.
Label:
Cerita Birahi Pembantu,
cerita bokep,
CERITA DEWASA,
Cerita Dewasa Selingkuh,
CERITA HOT,
CERITA MESUM,
cerita mesum terbaru,
CERITA SEKS,
cerita sex,
cerita sex terbaru 2015
Langganan:
Postingan (Atom)