Selasa, 29 September 2015

Kecanduan Kemaluan Pria | cerita hot | cerita dewasa | cerita seks | cerita bokep | agen bola piala eropa 2016

Hallo, nama saya Lilian. Saya mau bercerita tentang pengalaman saya beberapa waktu yang lalu. Saya adalah wanita yang memiliki hyperseksual yang dalam hal ini kecanduan akan kebiasaan sepongan (melakukan oral seks terhadap kemaluan pria). Sudah lama sekali saya waktu pertama kali menghisap kemaluan pria. Waktu itu umur saya 16 tahun. Dan setelah kejadian itu, saya sudah mendapatkan 2 kejantanan pria lagi untuk saya sepong.



Saya benar-benar tidak puas dengan tidak terpenuhinya keinginan saya untuk menghisap kemaluan pria. Masalahnya saya sering dipingit orang tua, apalagi ditambah dengan lingkungan sekolah saya yang merupakan sekolahan khusus cewek.
agen bola piala eropa 2016
Jadi saya sering sakaw (menagih) kemaluan pria. Suatu malam, saya sudah benar-benar tidak tahan lagi. Buku dan VCD porno pun tidak bisa memuaskan saya. Bahkan waktu saya melakukan masturbasi pun saya tetap merasa kurang puas.

Saya yang sehabis masturbasi, membuka jendela kamar saya yang berada di lantai 2 rumah saya. Waktu itu jam 23:30. Saya melihat jalanan di depan rumah sudah sepi sekali. Tiba-tiba ide gila saya mulai lagi. Saya dengan nekat, diam-diam keluar rumah sambil bertelanjang tanpa sepengetahuan siapa pun yang ada di rumah karena semua sudah pada tidur.

Saya sampai nekat melompat pagar dengan harapan ada cowok atau pria yang melihat dan memperkosa saya. Apapun asal saya bisa menghisap kemaluannya.

Di komplek saya memang sepi sekali pada jam-jam segitu. Saya sedikit menyesal juga, kenapa saya tidak keluar agak lebih sore. Agak dingin juga malam itu atau mungkin juga karena saya tidak memakai selembar pakaian pun. Di ujung jalan, saya melihat masih ada mas Agus, tukang nasi goreng langganan saya yang masih berjualan. Langsung saya sapa dia.

“Mas Agus, nasi gorengnya dong…” pinta saya.
bandar bola piala eropa 2016
“Lho, mbak Lili..? Ngapain malam-malam begini masih di luar? Ngga pake apa-apa lagi…” sahutnya sambil terheran-heran melihat saya yang tanpa sehelai benang pun di tubuh.

“Abis panas sih, Mas. Kok tumben masih jualan..?”

Mas Agus tidak menjawab. Tetapi saya tahu matanya tidak bisa lepas dari payudaraku yang putih polos ini.

“Ngeliatin apa mas..?” kutanya.

“Ah ngga…” katanya gugup.

Lalu mas Agus menyiapkan penggorengannya untuk memasak nasi goreng pesananku. Saya lihat ke arah celananya, saya tahu batang kemaluannya sudah berubah jadi bertambah besar dan tegang. Karena saya sudah tidak tahan lagi untuk segera menghisap kemaluannya, saya nekat juga. Saya jongkok sambil membuka ritsletingnya dan mengeluarkan batang kejantanannya dari dalam CD-nya.
agen bola piala eropa
Tidak pakai basa-basi, saya masukkan alat vitalnya mas Agus ke dalam mulut saya. Saya jilat-jilat sebentar lalu saya hisap dengan bibir. Saya yakin mas Agus merasakan senang yang tiada tara, seperti mendapatkan rejeki nomplok. Tidak hanya itu, saya juga menjilati dua telor mas Agus. Memang agak bau sih, tetapi saya benar-benar menikmati kejantanan mas Agus yang sekarang dia mulai bersuara,

“Mmmh… mmmh… uhhh…”

Kira-kira 15 menit saya menikmati kemaluannya mas Agus, tiba-tiba mas Agus menyuruh saya untuk berdiri. Dia memelorotkan celana dan CD-nya sendiri sampai bawah dan menyuruh saya berbalik. Sekarang saya membelakangi mas Agus. Mas Agus jongkok dan menjilati kemaluan saya.

Saya langsung merasakan kenikmatan yang hebat sekali. Hanya sebentar dia melakukan itu. Selanjutnya dia berdiri lagi dan memasukkan batang kejantanannya ke liang senggama saya. Kami berdua melakukan senggama sambil berdiri. Saya melakukannya sambil pegangan di gerobak nasi gorengnya. Saya sudah benar-benar merasa keenakan.
bandar bola piala eropa
“Uuuh… akkhh… akkh… akhhh…” saya menjerit-jerit kegilaan, untung tidak ada yang mendengar.

“Mas, kalo udah mau keluar, bilang ya…” pinta saya.

“Udah mau keluar nih…” jawabnya.

Langsung saja saya melepaskan batang kejantanannya dari liang vagina saya dan jongkok di hadapan kemaluannya yang mengacung tegak. Tetapi setelah saya tunggu beberapa detik, ternyata air maninya tidak keluar-keluar.

Terpaksa saya kocok dan hisap lagi batang kejantanannya, saya jilati, dan saya gigit-gigit kecil. Setelah itu tibalah saatnya saya menerima upah yang dari tadi saya sudah tunggu-tunggu, yaitu air maninya yang memang lezat.

“Crot.. crot.. crot…” semuanya saya minum seperti orang yang kehausan.
taruhan bola
Langsung saja saya telan dan saya bersihkan kejantanannya dari air mani yang tersisa.

Bertepatan dengan itu, 2 laki-laki lewat di depan kami. Ternyata mereka adalah bapak-bapak yang tinggal di komplek ini yang sedang meronda.

“Lho, mas Agus lagi ngapain..?” kata seorang bapak di situ.

“Ah ngga pak… mmm… ini mbak Lily…” jawab mas Agus malu-malu.

“Ini Om, saya habis ‘gituan’ sama mas Agus…” saya jawab begitu nekat dengan harapan 2 bapak ini juga mau memperkosa saya seperti yang telah saya lakukan dengan si penjuali nasi goreng.

Mereka keheranan setengah mati mendengar pengakuan saya itu.

“Adik ini tinggal dimana?” tanya salah satu dari mereka.

“Di sana, di blok F.” jawab saya.

“Ayo pulang sudah malam..!”

Dan saya pun diseret pulang. Saya takut setengah mati karena jika sampai saya dibawa pulang, pasti ketahuan sama orang tua dan saya bakal digantung hidup-hidup.
judi bola
Di tengah jalan, saya beranikan diri berkata pada mereka, “Om, mau nyusu ngga..?”

“Jangan main-main kamu…”

“Ayolah Om…. saya tau kok, Om mau juga kan ngewe sama saya..?”

Mendengar itu, si Om langsung terangsang berat. Saya langsung mengambil kesempatan meraba-raba batang kejantanannya yang tegang.

“Ayo dong Om… saya pengen banget lho…” saya bilang lagi untuk menegasakan maksud saya.

Bapak yang satunya lagi langsung setuju dan berkata, “Ya udah, kita bawa ke pos ronda aja pak Karim…” dan pak Karim pun setuju.

Setibanya di sana, ternyata masih ada 3 orang lagi yang menunggu di sana, termasuk bang Parli, hansip di komplek saya. Saya kegirangan sekali, bayangkan saya akan mendapatkan 6 batang kejantanan dalam semalam. Gila… beruntung sekali saya malam itu.
agen bola terpercaya
Setelah kami berenam ngobrol-ngobrol sebentar tentang kejadian antara saya dan mas Agus, saya langsung memberanikan diri menawarkan kesempatan emas ini ke mereka, “Saya sebenernya pengen banget ngerasain barangnya bapak-bapak ini…”

Mereka langsung terlihat bernafsu dan terangsang mendengar perkataan saya, dan saya jeas mengetahuinya. Saya suruh mereka berlima melepas celana dan CD mereka sendiri dan duduk di bangku pos hansip itu. Mereka berbaris seperti menunggu dokter saja. Batang kemaluan mereka besar-besar juga. Saya langsung memulai dengan batang kejantanan yang paling kanan, yaitu senjata keperkasaannya bang Parli.

Saya hisap, saya gigit-gigit kecil, saya kocok di dalam mulut saya, dan saya jilati keseluruhan batangnya dan termasuk juga telurnya. Begitu juga pada batang keperkasaan yang kedua, ketiga, keempat, dan yang terakhir miliknya pak Karim.

Setelah selesai, saya masih belum puas kalau belum meminum air mani mereka. Lalu saya duduki batang kejantananmya bang Parli sampai masuk ke liang senggama saya. Saya kocok-kocok di dalam vagina saya. Sementara itu, pak Karim dan satu bapak lainnya menjilati dan menghisap puting susu saya, sedangkan yang dua bapak lainnya menunggu giliran.

10 menit setelah itu, saya sudah setengah tidak sadar, siapa yang menggenjot lubang senggama saya, siapa saja yang menghisap buah dada saya, batang kejantanan siapa saja yang sedang saya sepong, seberapa keras jeritan saya dan berapa kali saya sudah keluar karena orgasme.
agen bola bandar piala eropa 2016
Ada pula saatnya ketika satu senjata kejantanan masuk ke lubang vagina saya, sedangkan satu senjata lagi masuk ke lubang anus saya sambil saya menghisap 3 batang kemaluan secara bergantian. Pokoknya saya sudah tidak sadar lagi. Karena merasakan kenikmatan yang benar-benar tiada tara.

Untungnya mereka tidak mengeluarkan air maninya di dalam lubang kewanitaan saya, kalau tidak bisa hamil nanti saya… berabe dong..! Lagipula saya berniat meminum semua air mani mereka. Akhirnya saat yang saya tunggu-tunggu, yaitu saatnya saya berjongkok di depan mereka dan mereka mengelilingi wajah saya sambil mengocok-ngocokkan barang mereka masing-masing. Sesekali saya masih juga menghisap dan menyedot kelima batang kejantanan itu dengan lembut.

“Crot… crot… crot… crot…. crot…” saya malam itu seperti mandi air mani. Saya merasa puas sekali.

Waktu pulang, saya diantarkan bang Parli, si hansip. Ketika sudah sampai di depan rumah saya, sekali lagi bang parli membuka ritsletingnya dan menyodokkan batang kejantanannya ke dalam lubang senggama saya. Saya melakukannya sambil nungging berpegangan ke pagar depan rumah saya. Selama 10 menit saya dan bang parli melakukan senggama di depan pagar rumah saya.

Air maninya sekarang terpaksa dikeluarkan di punggung saya. Saya tidak menyesal karena air maninya kali ini tidak terlalu banyak. Saya melompat pagar lagi, dan masuk ke kamar diam-diam. Sampai di kamar sudah jam 3 lebih. Badan saya seluruhnya malam itu bau sperma. Saya langsung tidur tanpa mandi dahulu karena besoknya saya harus ke sekolah. Saya yakin mereka semua akan tutup mulut sebab takut dengan istri mereka masing-masing. 

Senin, 28 September 2015

Mantan Pacar Adikku | cerita dewasa | cerita seks | cerita bokep | cerita mesum | bandar bola piala eropa 2016


Siang itu aku sendirian di rumah. Ayah, Ibu dan adik-adikku sedang ada acara masing-masing. Aku yang memang sedang tidak ada acara, bertugas untuk menjaga rumah. Daripada tidak ada kerjaan dan melamun sendirian, aku berniat untuk membersihkan rumah.

“Aku mau memberikan kejutan yang baik kepada ortukuu…” pikirku waktu itu.
Ketika aku sedang bersih-bersih kamarku (waktu itu aku masih tidur berdua dengan Dewi, adikku yang bungsu), aku menemukan foto Dewi dengan mantan pacarnya waktu SMU yang bernama Herland. Keluargaku dan Herland sudah cukup dekat, bahkan dia sudah aku anggap sebagai adik kandungku sendiri. Tapi sejak Dewi putus darinya dan sudah memiliki pacar baru, Herland mulai jarang main ke rumah.
agen bola piala eropa 2016
Tiba-tiba aku yang kangen dengan Herland karena sudah jarang bertemu, sempat berpikir kenapa tidak aku undang saja dia main ke rumah. Kemudian aku mengirim SMS ke nomer Herland yang masih aku simpan di HP-ku. Aku sengaja tidak memberitahukan kalau keluargaku sedang tidak ada di rumah semuanya, termasuk Dewi. Takut saja kalau Herland nanti merasa segan untuk main ke rumah. Aku sebenarnya berencana mau menjodohkan lagi Dewi dengan Herland agar dapat berpacaran kembali. Siapa tau dengan mengundang Herland ke rumah semuanya akan sesuai dengan rencana.

Sesaat setelah mengirimkan SMS, aku melanjutkan membersihkan kamarku yang sempat terhenti sesaat, sambil menunggu balasan darinya. Sesekali aku melihat HP-ku apakah sudah ada balasan dari Herland atau belum, namun cukup lama menunggu aku belum juga mendapatkan balasan sms darinya. Sampai akhirnya aku lupa sendiri dan larut dalam pekerjaanku.

Ketika membereskan lemari baju di kamar adikku yang cowok, aku menemukan sekeping DVD tanpa cover. Karena penasaran aku mencoba menyetel DVD tersebut di ruang tengah.

Di layar TV sekarang terpampang sepasang bule yang sedang saling mencumbu. Pertama mereka saling berciuman, kemudian satu persatu pakaian yang melekat mereka lepas. Si cowok mulai menciumi leher ceweknya, kemudian turun ke payudara. Si cewek tampak menggeliat menahan nafsu yang membara. Badanku gemetar dan jantungku berdegup kencang karena ternyata DVD tersebut adalah Blue Film.

Aku yang tadinya berniat menghentikan film tersebut dan mengembalikan ke tempatnya, memutuskan untuk melanjutkan saja. Di tengah-tengah film, pikiranku menerawang mengingat saat terakhir aku dan teman-teman kampus Dewi menonton DVD seperti itu yang dilanjutkan bersetubuh dengan mereka.
bandar bola piala eropa 2016
Birahiku tiba-tiba saja semakin tinggi. Aku memang sudah seminggu ini tidak melakukan masturbasi. Sehingga selama menonton, tanpa sadar bajuku sudah tidak karuan. Kaos berwarna hitam yang aku pakai, sudah terangkat sampai di atas payudara. Kemudian Bra-ku sudah dalam keadaan terlepas. Kuelus-elus sendiri payudaraku sambil sesekali kuremas. Sungguh enak sekali rasanya, apalagi kalau sampai terkena putingnya.

Celana pendekku sudah aku turunkan sampai sebatas mata kaki, lalu tanganku aku masukan ke balik celana dalam dan langsung menggosok-gosok klitorisku. Sensasinya sungguh luar biasa! Semakin lama aku semakin gencar melakukan masturbasi, rintihanku semakin keras. Tangan kananku semakin cepat menggosok klitoris, sementara yang satunya sibuk meremas-remas toketku sendiri.

“Oohh.. Ooohh..” desahku yang sudah merasa hampir mencapai orgasme.

Tiba-tiba, pintu depan diketok. Tentu saja aku gelagapan memakai pakaianku yang terbuka disana-sini. Setelah itu aku mematikan DVD player tanpa sempat mengeluarkan Disc-nya.

“Aduh gawat…!!” pikirku panik.

“Siapa ya? Apa jangan-jangan Ayah dan Ibu? Tapi kan baru sebentar…” aku mulai kuatir.
agen bola piala eropa
Dengan terburu-buru aku membukakan pintu. Ternyata di depan pintu berdiri sosok yang sudah aku kenal, yaitu Herland mantan pacar adikku.

“Halo Teteh! Tadi SMS Herland ya? Maaf ya udah lama gak main nih…” katanya dengan ceria.

“Kirain Herland gak bisa datang? Kok nggak jawab SMS Teteh dulu sih?” tanyaku.

“Emang sengaja Teh. Kan Herland mau ngasih surprise sama keluarga mantan pacar nih…” jawabnya sambil tersenyum cuek.

“Oh gitu? Teteh kirain Herland udah nggak mau lagi main ke rumah…” candaku sambil mempersilakan duduk di ruang tamu.

Herland tersenyum mendengar candaku, mungkin dia juga sudah sangat kangen dengan sikap akrab yang diberikan oleh keluargaku.

“Kok sepi banget sih Teh? Yang lain lagi pada kemana?” tanyanya bingung melihat suasana rumahku yang lengang.

“Sedang ada acara masing-masing tuh. Dewi juga lagi pergi sama temannya, jadi di rumah cuma ada Teteh doang.
bandar bola piala eropa
Maaf ya Teteh gak kasih tau Herland sebelumnya. Abisnya Teteh juga udah lama gak ngobrol sama Herland sih…” aku mencoba menerangkan dan berharap Herland dapat maklum.

Terus terang saja, aku sudah sangat kangen dengan Herland. Ternyata Herland pun mau mengerti maksudku. Apalagi dia juga sudah menganggap keluargaku seperti keluarga sendiri, dia saja memanggil namaku dengan ‘Teteh’ berbeda dengan kebanyakan teman-teman Dewi yang memanggilku dengan ‘Kakak’. Maklum saja keluarga Herland termasuk Broken Home, tapi tidak berarti dia nakal seperti layaknya anak yang tumbuh tanpa pengawasan orangtua.

Karena sudah lama aku tidak mengrobrol dengan Herland, kami berbicara banyak mengenai berbagai hal. Aku juga sempat memperhatikan di usianya yang menginjak 17 tahun, ia mulai tumbuh sebagai seorang pria dewasa. Walaupun secara fisik wajahnya yang terbilang biasa saja belum banyak berubah, tinggi badannya juga masih tidak berbeda denganku, hanya sekitar 160 cm. Tapi sikapnya yang sekarang sudah jauh lebih dewasa.
judi bola
Setelah cukup lama mengobrol, aku baru sadar kalau tubuhku dalam keadaan kotor setelah berberes rumah. Aku kemudian pamit dengan Herland untuk mandi. Setelah aku selesai mandi dan berpakaian, aku mengajaknya untuk makan siang bersama. Di saat makan, aku merasa Herland terus memperhatikan tubuhku yang saat itu memakai kaos putih ketat dan hotpants warna kulit.

“Huh, dasar cowok! Dimana-mana sama aja…!” omelku dalam hati.

Namun aku bisa memaklumi dia, karena pasti tubuh mungilku saat itu terlihat sangat sexy dan menggiurkan.

“Ada apa Land? Kok ngelamun sih? Lagi mikirin Dewi ya?” aku berpura-pura menanyakan hal lain untuk menyadarkan lamunannya.

“Ah, enggak kok Teh. Dewi kan sekarang udah punya pacar baru…” ujar Herland sekenanya.

“Herland jangan pulang buru-buru yah. Tadi Teteh udah kasih tau ke Dewi kalau Herland sedang ada di rumah…” kataku berharap supaya Herland dapat lebih lama di sini.

“Iya deh Teh. Herland juga mau di sini dulu sampe semuanya pulang…” jawabnya.

“Ya udah, Herland nonton TV dulu aja. Teteh mau masuk ke kamar dulu. Mau istirahat sebentar…” lanjutku.
taruhan bola
“Ya udah Teh, nggak apa-apa kok. Teteh istirahat aja dulu…” kata Herland.

Setelah pamit ke Herland, aku beranjak masuk ke kamar tidur. Setelah menutup pintu kamar, aku bercermin. Wajahku terbilang manis, kulit kuningku juga bersih dan mulus karena sering luluran. Walaupun badanku mungil, tapi terbilang proporsional. Bajuku kemudian aku lepas dan mencopot Bra-ku, karena aku terbiasa tidur tanpa menggunakan Bra. Kemudian aku memperhatikan payudara milikku yang berukuran kecil namun kencang, dan tentu saja semakin membuat tubuhku tampak indah, karena sesuai dengan postur mungilku.

Aku tersenyum sendiri melihat hotpants-ku yang memang membuat aku tampak sexy. Pantas saja Herland sampai memperhatikan tubuhku seperti itu. Aku yang dalam keadaan cukup lelah, merebahkan diriku sebentar di atas kasur tanpa memakai kaos dan mencoba beristirahat sejenak. Belum lama beristirahat, aku mendengar suara rintihan dari ruang tengah yang tepat berada di depan kamarku.

Astaga! Aku baru ingat, itu pasti suara dari DVD porno yang lupa aku keluarkan tadi. Apa Herland sedang menyetelnya? Penasaran, aku pun bangkit dari tempat tidurku, dengan terburu-buru aku memakai kaos tanpa sempat memakai Bra terlebih dahulu, kemudian dengan perlahan-lahan aku keluar dari kamarku.

Begitu aku membuka pintu kamar, aku melihat pemandangan yang mendebarkan. Herland sedang berada di karpet depan TV sambil mengeluarkan penisnya dan mengocok-ngocoknya sendiri. Ternyata penisnya cukup besar juga untuk anak seusia dia, kurang lebih sekitar 14 cm dan sudah tampak tegang sekali.

Aku berpura-pura batuk, kemudian dengan tampang seolah-olah mengantuk aku mendekati Herland dan ikut duduk disampingnya. Dia tampak kaget menyadari aku sudah berada di sampingnya. Lalu dengan terburu-buru dia memasukkan penisnya ke dalam celananya lagi.

“Eh, Te…teh ga-ak jadi istira…hat ya…?” kata Herland salah tingkah.

Kemudian dengan wajah panik dia mengambil remote DVD dan hendak mematikan filmnya.

“Iya nih Land, gerah banget di dalam. Eh, filmnya nggak usah dimatiin. Kita nonton berdua aja yuk! Kayaknya seru tuh…” ujarku sambil menggeliat sehingga menonjolkan payudaraku yang hanya terbungkus oleh kaos putih ketatku saja.
agen bola terpercaya
“Hah? Teteh mau i-ikut nonton…? Jangan Teh Herland malu…” katanya gugup.

“Kok Herland masih malu? Kayak sama siapa saja. Herland kan sudah seperti keluarga sendiri, masa masih malu sama Teteh?” kataku meyakinkannya.

“I-iya deh…” jawab Herland dan tidak jadi mematikan DVD-nya.

Dengan santai aku duduk di samping Herland sambil ikut menonton. Aku mengambil posisi bersila sehingga hotpants-ku semakin tertarik dan memperlihatkan paha mulusku. Adegan-adegan erotis yang diperlihatkan bintang porno itu memang sungguh menakjubkan, mereka bergumul dengan buas dan saling menghisap. Aku melirik ke arah Herland yang sejak tadi bergantian antara memandangi adegan panas tersebut dan terkadang juga melihat ke arah paha dan payudaraku.

Terlihat ia berkali-kali menelan ludahnya. Nafasku juga mulai memburu karena terangsang melihat Film tersebut.

“Land, kamu udah pernah bersetubuh?” tanyaku tiba-tiba.

“Eh, kok Teteh tau-tau nanya kayak gitu sih?” jawab Herland bingung.

Herland agak kaget mendengar pertanyaanku, soalnya saat itu matanya asyik mencuri pandang ke arah puting payudaraku yang tercetak pada kaos putihku.

Aku semakin memanaskan aksiku, sengaja kakiku kubuka lebih lebar sehingga sekarang cetakan vagina pada Hotpants-ku terlihat jelas.
situs taruhan bola
“Gak usah malu Land. Teteh bisa jaga rahasia kok…!” tanyaku semakin penasaran.

“Belum pernah kok Teh… Beneran deh!” jawab Herland tersipu.

“Tapi kamu udah sering nonton Film kayak gini kan?” pancingku.

“Lumayan sering sih Teh. Tapi paling Herland nontonnya rame-rame, atau kalo lagi nonton sendirian sambil ngocok deh…” jawabnya mulai santai.

“Land, menurut kamu Teteh cantik gak sih?” lanjutku terus menggoda Herland.

“Iya Teh! Sebenernya dari dulu Herland udah merhatiin kalo Teteh tuh cantik…” timpal Herland.

Merasa dipancing seperti itu Herland mulai memberanikan diri untuk memegang tanganku. Aku sedikit kaget, namun membiarkan tanganku dibelai oleh telapak tangannya. Terasa benar bahwa telapak tangan Herland basah oleh keringat karena gugup. Karena aku biarkan, dia terus membelai-belai bagian tangan seraya perlahan-lahan mulai naik untuk mengusap pergelangan tanganku. Aku pasrah saja ketika Herland memberanikan diri melingkarkan tangannya pada bahuku. Namun tampaknya ia belum berani untuk menatap mataku. Sambil terus memeluk bahuku, tangan kanannya mulai berani memegang-megang payudaraku.

“Enak ya Teh diginiin…?” tanya Herland disela permainan tangannya.

“Emph… Emph…” aku hanya merintih menikmati remasan Herland pada payudaraku.
video seks ==> SEX
Sambil memegang payudaraku, dengan ganas Herland mulai menciumi bibir dan leherku. Akupun dengan tak kalah ganasnya membalas ciuman-ciumannya. Keganasan kami berdua membuat suasana ruangan ini menjadi riuh oleh suara-suara kecupan dan rintihan-rintihan erotis. Setelah beberapa menit kami berciuman, aku yang sudah terangsang berat berniat untuk melanjutkan ke bagian yang lebih jauh lagi.

“Land… Sebentar deh. Teteh buka kaos dulu ya…” kataku menghentikan pegangannya.

Herland hanya mengangguk mendengar kata-kataku. Tentu saja dia pasti sudah tidak sabar untuk melihat payudaraku yang tanpa terbungkus apa-apa.

“Land, payudara Teteh bagus gak?” ketika aku sudah mencopot kaos ketatku sehingga payudaraku sudah terpampang jelas di hadapannya.

“Ba-bagus Teh…!” jawabnya dengan terbata-bata.

Herland tampak melotot menyaksikan bagian atas tubuhku yang menggoda. Hal itu malah membuat aku semakin terangsang dan melanjutkan perbuatanku. Merasa terus dipancing seperti itu, Herland tampaknya tidak tahan lagi. Ia langsung melumat bibirku sambil meraba-raba payudaraku yang sudah tidak tertutup apa-apa lagi. Aku memejamkan mata meresapinya, Herland semakin ganas menciumiku ditambah lagi tangannya berusaha memainkan vaginaku dari luar.

Sambil melumat, lidahnya mencari-cari dan berusaha masuk ke dalam mulutku, dan ketika berhasil lidahnya bergerak bebas menjilati lidahku sehingga lidahku pun ikut bermain. Sambil memejamkan mata aku mencoba untuk mengikuti arus permainan. Dengan kuluman lidah Herland yang agresif, ditambah remasan-remasan telapak tangannya pada kedua payudaraku, birahiku pun dengan cepat naik. Sementara di bawah sana kurasakan tangan Herland sudah mulai meraba pahaku yang mulus.

“Aaaaahh Herlaaand…. Aaaahhhhhhh….” aku mendesah panjang merasakan nikmat yang melanda diriku.

“Mulus banget paha Teteh! Bikin gemes Herland aja nih…!” sahut Herland sambil tangannya merayap naik lagi ke selangkanganku.

“Sekarang giliran Teteh yang liat badan Herland!” pintaku kepada Herland.

Herland yang tadinya malu-malu semakin salah tingkah mendengar permintaanku. Karena sudah sangat bernafsu aku memaksa Herland untuk mencopot seluruh pakaiannya hingga dia bugil. Aku semakin terangsang melihat tubuh bugil Herland dari dekat. Badannya walaupun agak kurus tapi cukup berotot. Penisnya sudah mengacung tegak dan membuat jantungku berdebar cepat. Entah kenapa, kalau waktu dulu ngebayangin bentuk penis cowok aja rasanya jijik tapi ternyata sekarang malah membuat darahku berdesir.

“Wah penis kamu udah tegang banget Land! Bentuknya bagus… Teteh boleh isep ya…!?” tanyaku tidak sabar.

Tanpa menunggu persetujuannya aku langsung mengocok, menjilat dan mengulum batang kemaluannya dengan semangat.

“Slurp… Slurp… Slurp… Mmmh! Slurp… Slurp… Slurp… Mmmh…” penis Herland terasa nikmat sekali di mulutku.

“Teh… Aaaah… Enaaakk…! Dari dulu emang Herland pengen banget ngerasain mulut Teteh ngisep kontol Herland. Akhirnya kesampaian juga…!” katanya sambil terus menikmati hisapanku pada penisnya.

Aku semakin bernafsu menghisap penisnya, terkadang aku juga menjilat buah zakarnya sehingga Herland mulai mendesah.

“Hmm… nikmat banget penis kamu Land!” kataku memuji kenikmatan penisnya.

“Aaaaahh.. Eeennakk banget! Teteh udah pengalaman yah?” ceracau Herland menikmati hisapanku.

Aku hanya melanjutkan hisapanku tanpa menghiraukan pertanyaan Herland. Setelah beberapa menit merasakan hisapanku pada penisnya, Herland akhirnya tak kuat lagi menahan nafsu. Didorongnya tubuhku hingga terlentang di karpet, lalu diterkamnya aku dengan ciuman-ciuman ganasnya. Tangannya tidak tinggal diam dan ikut bekerja meremas-remas payudaraku.

“Ahh… Mmmh.. Uuuh.. Eenak Land…” desahku keenakan.

Aku benar-benar merasakan sensasi luar biasa. Sesaat kemudian mulutnya menjilati kedua putingku sambil sesekali diisap dengan kuat.

“Auwh… Nikmaaaat bangeett… Aaah…!” desahanku semakin kencang.

Aku menggelinjang, tapi tanganku justru semakin menekan kepalanya agar lebih kuat lagi mengisap pentilku. Sejurus kemudian lidahnya turun ke arah vaginaku. Tangannya menarik Hotpants dan celana dalamku. Mata Herland seperti mau copot melihat vaginaku yang sudah tidak tertutup apa-apa lagi.

“Vagina Teteh bagus gak Land bentuknya..?” tanyaku penasaran.

“Bagus banget Teh! Herland suka banget memek yang nggak ada bulunya kayak gini. Mana masih rapet banget lagi…” jawabnya.

Sekarang tangannya bergerak menyelinap diantara kedua pangkal pahaku. Lalu dengan lembut Herland membelai permukaan vaginaku. Sementara tangan yang satunya mulai naik ke payudaraku, darahku makin bergolak ketika telapak tangannya meremas-remas dadaku.

“Sshhhh…” desahku dengan agak gemetar ketika jarinya mulai menekan bagian tengah kemaluanku.
Jari tengah dan telunjuknya menyeruak dan mengorek-ngorek vaginaku, aku meringis ketika merasakan jari-jari itu bergerak semakin cepat mempermainkan nafsuku. Sementara selangkanganku makin basah oleh permainan jarinya, jari-jari itu menusuk makin cepat dan dalam saja. Hingga suatu saat birahiku sudah mulai naik, mengucurlah cairan pra-orgasmeku. Aku mengatupkan pahaku menahan rasa geli sekaligus nikmat di bawahku sehingga tangan Herland terhimpit diantara kedua paha mulusku.

“Eemmhh… Enaaaakk bangeettt…!” aku terus mendesah membangkitkan nafsu Herland.

Setelah dia cabut tangannya dari kemaluanku, nampak jari-jarinya sudah belepotan oleh cairan bening yang kukeluarkan. Dia jilati cairanku dijarinya itu, aku juga ikutan menjilati jarinya merasakan cairan cintaku sendiri. Kemudian dia cucukkan lagi tangannya ke kemaluanku, kali ini dia mengelus-ngelus daerah itu seperti sedang mengelapnya.

Setelah puas memainkan jari-jarinya di vaginaku, kurasakan Herland mulai menjilati pahaku yang mulus, jilatannya perlahan-lahan mulai menjalar menuju ke tengah. Kemudian Herland membuka vaginaku lebar-lebar sehingga klitorisku menonjol keluar, aku hanya dapat bergetar saat kurasakan lidahnya menyusup ke pangkal pahaku lalu menyentuh bibir vaginaku. Bukan hanya bibir vaginaku yang dijilatinya, tapi lidahnya juga masuk ke liang vaginaku, rasanya sungguh nikmat, geli-geli enak seperti mau pipis. Herland terus menjilatinya dengan rakus sambil sesekali menggigit kecil klitorisku atau terkadang dihisapnya dengan kuat. Tangannya juga terus mengelus paha dan pantatku yang mempercepat naiknya libidoku.

“Aaahh Herlaaannnd!! Uuuhh.. Eenak… Terus…!” jeritku.

“Slurp… Slurp… memek Teteh gurih banget… Mmmh… Slurrrppp…” katanya disela-sela menjilati vaginaku yang sudah mulai basah.

Herland terus menjilati vaginaku sampai akhirnya aku nggak tahan lagi. Tidak sampai lima menit, tubuhku mulai mengejang, rasa nikmat itu menjalar dari vagina ke seluruh tubuhku.

“Aaaaaaaaaahh…” aku menjerit panjang merasakan nikmat pada seluruh tubuhku.

Tampaknya aku mencapai orgasme yang pertama akibat permainan jari ditambah dengan jilatan-jilatan lidah Herland pada vaginaku.

Aliran orgasmeku diseruputnya dengan bernafsu. Aku mendesis dan meremas rambutnya sebagai respon atas tindakannya. Vaginaku terus dihisapinya selama kurang lebih lima menitan. Sensasi itu berlangsung terus sampai kurasakan cairanku tidak keluar lagi, barulah kemudian Herland melepaskan kepalanya dari situ, nampak mulutnya basah oleh cairan cintaku.

“Emang enak banget deh cairan memeknya Teteh…!!” puji Herland kepadaku.

“Herland jago banget sih bisa bikin keluar Teteh…” aku juga ikut memuji Herland.

“Teteh udah keluar kan? Sekarang giliran Herland yah…” pintanya.

“Herland mau Teteh apain?” tanyaku yang masih dalam keadaan lemas karena baru mencapai orgasme.

“Sepongin kontol Herland lagi dong! Abisnya bikin ketagihan sih!” jawab Herland.

Lalu Herland duduk di sofa sambil kembali memamerkan penis miliknya yang sudah sangat tegang. Aku bersimpuh dihadapannya dengan lututku sebagai tumpuan. Kuraih penis itu, pertama kukocok dengan lembut kemudian semakin cepat dan pelan lagi. Hal itu tentunya semakin memainkan birahi Herland.

“Aaaah… Teteeeeh…! Enaak bangeeet…” Herland semakin mendesah kencang.

Setelah puas mengocok-ngocok penisnya, aku mulai menjilati batangnya dengan pelan. Mungkin karena Herland sudah dikuasai hawa nafsu, dengan setengah memaksa dia mengarahkan batang penisnya ke mulutku yang dan kemudian menjejali penisnya ke mulutku. Aku yang tak punya pilihan lain langsung memasukkan penis itu ke mulutku. Kusambut batangnya dengan kuluman dan jilatanku, aku merasakan aroma khas pada benda itu, lidahku terus menjelajah ke kepala penisnya. Lalu kupakai ujung lidahku untuk menyeruput lubang kencingnya. Hal itu membuat Herland blingsatan sambil meremas-remas rambutku.

“Sluurpp… Sluuuurp… Mmmmmh..” desahku sambil menikmati setiap jengkal penisnya.

“Enak ya Land…? Hmm…?” tanyaku sambil mengangkat kepala dari penis Herland dan menatapnya dengan senyum manisku

“Enaaak banget Teh…” Herland mendesah-desah keenakan.

Herland mulai mengerang-erang keenakan, tangannya meremas-remas rambutku dan kedua payudaraku. Aku semakin bernafsu mengulum, menjilati dan mengocok penisnya. Kusedot dengan keras penis hitam itu. Kubuat pemiliknya medesah-desah, aku juga memakai lidahku untuk menyapu batangnya. Aku dapat melihat ekspresi kenikmatan pada wajah Herland akibat teknik oralku.

“Oooh… Terus Teehh… Herland hampir keluar…!” Herland semakin mendesah.

Karena Herland sudah hampir keluar, aku melepaskan hisapanku pada penisnya dan mulai mengocoknya. Aku semakin bersemangat memainkan penis miliknya yang kepalanya sekarang berwarna lebih kehitaman. Semakin lama aku semakin cepat mengocoknya.

“Aaahh… Herland keluaaaarrr Teeeh..!!” desahan Herland semakin kencang.

“Croot.. Croot..” tak lama kemudian penisnya menyemburkan sperma banyak sekali sehingga membasahi rambut mulut, wajah, payudara dan hampir seluruh tubuhku.

Dengan sigap aku menelan dan menjilati sperma Herland seperti seorang yang menjilati es krim dengan nikmatnya. Aku benar-benar menikmati permainan ini.

“Eeehhmmm… Sluuurp…” aku terus menikmati menghisap penisnya.

Kemudian aku meneruskan untuk mengusap dan aku jilati semua spermanya yang berceceran di tubuhku sampai tak tersisa. Lalu aku hisap penisnya dengan kuat supaya sisa spermanya dapat kurasakan dan kutelan. Setelah aku yakin spermanya sudah benar-benar habis, aku melepaskan hisapan pada penisnya, kemudian benda itu mulai menyusut pelan-pelan.

“Nikmatnya sperma kamu Land…” bisiknya mesra seraya menjilat sisa-sisa spermanya yang masih menempel pada bibirku.

“Obat awet muda ya Teh…” kata Herland bercanda.

“Yaa begitulah… Makanya Teteh tetep awet muda kan?” aku ikut membalas candanya.

Walaupun sudah sempat mencapai orgasme, namun birahiku belum juga padam. Aku berpikiran untuk melanjutkan permainan kami ke tahap selanjutnya.

“Land.. Ayo sekarang masukin penis Herland ke vagina Teteh! Udah nggak tahan nih…” perintahku yang masih dikuasai hawa nafsu.

Tanpa pikir panjang lagi, Herland lalu mengambil posisi duduk, kemudian diacungkan penisnya dengan ke arah lubang vaginaku. Aku mengangkangkan kakiku lebar-lebar siap menerima serangan penisnya. Pelan-pelan dimasukkannya batang penisnya itu ke dalam vaginaku.

“Uuhh… Nnggghhh…!” desisku saat penis yang sudah sangat keras itu membelah bibir kemaluanku.

“Teteh mau tau apa yang pengen Herland lakuin ke Teteh dari dulu? Herland pengen ngentot Teteh sampai ketagihan…!!” katanya sambil tersenyum nakal.

“Aaaauw… Pelan-pelan dong Land… Aaakh…” desahku sedikit kesakitan.

Walaupun sudah tidak perawan lagi, tapi vaginaku masih sempit. Mungkin juga karena penis Herland termasuk besar ukurannya.

“Auuhh.. Enaaak Land…” desahku yang semakin merasakan nikmat.

Herland tampak merem-melek menahan nikmat. Tentu saja karena Herland baru pertama kali melakukan ini. Lalu dengan satu sentakan kuat penisnya berhasil menancapkan diri di lubang kenikmatanku sampai menyentuh dasarnya.

“Aaaahh… Nikmaat bangeett Laaand….” teriakku.

Aku melonjakkan pantatku karena merasakan kenikmatan yang luar biasa. Kurasakan cairan hangat vaginaku mengalir di pahaku. Masa bodoh dengan status Herland yang adalah mantan pacar adikku! Sudah kepalang tanggung pikirku, aku ingin merasakan nikmatnya bersetubuh hingga orgasme dengan Herland. Sesaat kemudian Herland memompa pantatnya maju mundur.

“Jrebb! Jrebb! Jrubb! Crubb!” suara penisnya sedang keluar masuk di vaginaku.

“Aakh…! Aaaakh…! Nikmaaat banget… Laand…” aku meneriakkan nama Herland.

Aku menjerit-jerit karena merasakan nikmat yang luar biasa saat itu. Vaginaku yang sudah basah sekarang dimasuki dengan lancar oleh penis Herland yang sangat tegang itu.

“Ooh… Lebih keras lagiii Laand… Lebih cepaaat…” jeritku kenikmatan.

Keringat kami yang bercucuran menambah semangat gelora birahi kami. Tapi Herland malah mencabut penisnya, mungkin ia lelah dengan posisi ini.

“Dasar ABG…!” umpatku dalam hati.

Aku jadi tidak sabar lalu bangkit dan mendorongnya hingga telentang. Kakiku kukangkangkan tepat di atas penisnya, dengan birahi yang memuncak kuarahkan batang penis Herland untuk masuk ke dalam liang vaginaku.

“Ooooooh.. Herlaannddd…!!” aku menjerit keenakan.

Lalu dengan semangat aku menaik turunkan pantatku sambil sesekali aku goyangkan pinggulku.

“Ouuh.. Memek Teteh enak bangeeet…! Penis Herland serasa dipijat…” desahnya.

“Uggh.. Uuuh.. Penis Herlaaand… Juga nikmaat…” aku juga memuji keperkasaan penisnya.

Kedua tubuh kami sudah sangat basah oleh keringat. Karpet di ruangan ini pun sudah basah oleh cairan sperma Herland maupun lendir yang meleleh dari vaginaku. Namun entah kekuatan apa yang ada pada diri kami, kami masih saling memompa, merintih, melenguh, dan mengerang. Aku menghujamkan vaginaku berkali-kali dengan irama sangat cepat. Aku merasa semakin melayang. Bagaikan kesetanan aku menjerit-jerit seperti kesurupan. Akhirnya setelah setengah jam kami bergumul, aku merasa seluruh tubuhku bergetar hebat.

“Teeeh… Herland bentar lagi keluar nih…!” erangnya panjang sambil meringis.

Hal yang sama pula dirasakan olehku, aku tidak sanggup lagi menahan gelombang orgasme yang menerpaku demikian dahsyat.

“Aaaaaah… Teteeeh juga udah mau keluar Land…!! Kita keluar sama-sama Land…!!” aku berteriak kencang karena sudah hampir mencapai orgasme.

“Oooohh… Teeehhh… Aaaaaahh…!!” Herland berteriak panjang.

Goyanganku semakin kupercepat dan pada saat yang bersamaan kami berdua saling berciuman sambil berpelukan erat.

“Cret.. Cret..” kami berdua mengerang dengan keras sambil menikmati tercapainya orgasme pada saat yang bersamaan.

Aku dapat merasakan spermanya yang menyembur deras di dalamku, sedangkan vaginaku juga mengeluarkan cairan yang sangat banyak, tanda aku sudah mencapai orgasme untuk yang kedua kalinya. Dari selangkanganku meleleh cairan hasil persenggamaan kami. Aku memeluk erat-erat tubuh Herland sampai dia merasa sesak karena aku memeluknya dengan sangat kencang. Kami seakan sudah tidak peduli bila tetangga sebelah rumahku akan mendengarkan jeritan-jeritan kami.

Herland mencabut penisnya vaginaku dan akhirnya kami berdua hanya bisa tergeletak lemas di atas karpet dengan tubuh bugil bermandikan keringat.

“Aaahh… Land… kamu hebaaat banget Land…” pujiku sambil mengistirahatkan tubuh yang sudah lemas ini.

“Herland ju… ga Teh… Haaah…. Haaaah… Terima kasih untuk kenik… matan ini… Belum pernah Herland merasakan nikmat yang luar biasa seperti ini…” jawab Herland sambil terengah-engah seraya mengecup keningku dengan mesra.

Setelah merasa kuat untuk bangun, kami berdua beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri dari sperma, keringat dan liur. Tapi di kamar mandi kami tidak melakukan persetubuhan lagi, melainkan hanya berciuman dengan mesra saja, karena kami takut tiba-tiba Dewi atau keluargaku yang lain akan segera pulang. Siraman air pada tubuhku benar-benar menyegarkan kembali pikiran dan tenagaku setelah seharian penuh ‘bermain’ dengan Herland.

Kami berdua pun membersihkan ruang di sekitar ‘medan laga’ tadi dengan menyemprot pengharum ruangan untuk menutupi aroma bekas persenggamaan tadi. Setelah beres, kami pun sedikit berbincang mengenai kejadian tadi. Aku yang sempat ragu apa benar Herland belum pernah bersetubuh, karena dia sudah terlihat ahli, bertanya lagi kepadanya.

Ternyata dari pengakuannya, memang Herland belum pernah melakukan persetubuhan dengan siapapun, termasuk Dewi. Herland mengaku melakukan ini hanya berdasarkan yang dia lihat dari DVD ataupun internet saja.

Di dalam pikiranku, aku juga merasa bersalah sekaligus kasihan kepada Dewi yang belum sempat merasakan nikmatnya penis Herland. Tentu saja kehilangan keperjakaan dengan kakak mantan pacarnya adalah pengalaman yang sangat mengesankan. 

Sabtu, 26 September 2015

Cerita hot: Belajar Renang | cerita dewasa | cerita hot | cerita seks | cerita mesum | bandar bola piala eropa 2016

Aku kerja sebagai trainer berenang disatu sport hall yang berada di kawasan prumahan elit yang mayoritas penghuninya warga keturunan. Perumahannya mewah, rumahnya gak banyak tapi besar-besar. Sport Hallnya lengkap,lapangan tenis, gym,kolam renang,malah disediakan juga lapangan basket merangkap volley dan bulu tangkis.kalo peralatan untuk tenis meja ada didepan gym.



Aku bekerja sebagai pelatih renang. asik juga ngajarin renang disitu karena yang ikutan belajar renang banyakan amoy, cantik, putih,mulus dan sexy lagi. Salah satu yang ikutan belajar renang dengan aku adalah Fang-fang. Amoy yang satu ini imut, tinggi 165, berat 47, toketnya 32C kayanya. kalo les dia pake baju renang yang terusan, model celana pendek dan blus lengan pendek, sehingga paha mulusnya gak bisa dilihat sampe selangkangannya. tapi dengan baju renang seperti itu, bodinya Fang-fang tetap paling menarik diantara amoy laennya yang belajar denganku.

Dia belum kuliah, masih sekolah katanya, baru kelas 1 lagi, masih ABG banget. Kalo ngajarin renang, salah satunya adalah bagaimana bisa berlatih meragakan gerakan reang yang benar, sehingga aku menahan badan mereka di kedua tanganku. Karena didalem air, jadi gak terlalu berat menahan badan mreka dengan kedua tanganku yang kurentangkan kedepan.Ketika mereka melatih gerakan renangnya, badannya tentunya terguncang-terguncang, aku sering memanfaatkan kesempatan itu untuk meremas pelan toket mereka, tanganku tepat berada dibagian dada dan selangkangan. Tangan satunya cuma bisa meremas paha saja.
agen bola piala eropa 2016
Toket Fang-fang terasa kenyal ketika kuremas pelan, ketika itu sedang gilirannya melatih gerakan renangnya.Sehabis selesai, dia cuma tersenyum saja memandangiku, senyuman yang penuh arti, aku merasa dia tahu bahwa aku memanfaatkan kesempatan itu untuk memerah toketnya walaupun pelan.

“Om tadi grepe-grape Fang-fang ya”, bisiknya pelan sambil tersenyum.

Aku kaget juga mendengar bisikannya, tapi melihat dia tersenyum ya keterkejutanku ilang dengan sendirinya.

“Montok kamu Fang”, jawabku.

“Ih si om genit”, katanya sambil mencubit perutku.

“Ih nyubit diperut, ntar nyenggol lagi”, kataku.
bandar bola piala eropa 2016
“Om mau disenggol? ntar fang-fang senggol deh”, katanya sambil mengelus selangkanganku.

aku memang memakai celana renang model celana pendek yang longgar. Kaget juga ketika dia mengelus selangkanganku.

“Om gede dan keras banget, om horny ya grepe2 Fang-fang”, katanya sambil senyum. Binal juga ni amoy pikirku.

“Om, disini rame, om mau gak ngajarin Fang-fang renang dirumah”.

“Jadi private dong”.

“Gak apa, Fang-fang bayar tarif private om deh”.

“Gak usah, dengan segala senang hati, om mau kok ngajarin Fang-fang dirumah. ada kolam renangnya dirumah?”.

“Ada om, tapi gak sebesar disini, separuhnyalah”.

“Trus Fang-fang mo ajak sodara”.

“Gak om, Fang-fang sendiri”.

“Mangnya bole ma ortu belajar dirumah”.

“Ortu di spore kok om, kalo libur Fang-fang kesana”.
agen bola piala eropa
“O itu”, pantes binal pikirku, bebas sendirian disini dan pastinya gak pernah kekurangan uang.

“Trus kapan mo mulainya”.

“Tiap ari juga boleh om”.

“Hah, tiap ari”.

“Iya biar cepet bisa, juga kalo dirumah kan lebih bebas katimbang disini rame”. Aku menduga ada udang dibalik bakwan ni dari ucapannya barusan.

“Kalo tiap ari om susah ngatur jadwalnya ma disini. Bisanya cuma kalo om gak ngajar disini”.

“Gitu juga boleh om, hari apa aja”. Kita buat kesepakatan hari belajar renangnya.

Karena di sport hall aq ngajar 4 hari, makanya tinggal 3 hari sisanya.

Pada hari yang sudah dijanjikan, aku kerumah Fang-fang, besar rumahnya. Dia membuka sendiri gerbang rumahnya, aku diajaknya masuk kedalam.

Mobil bututku jadi ngerusak pemandangan indah di halaman rumahnya. Fang-fang langsung mengajakku ke dalem, rumahnya besar, jadi ruangannya juga serba besar dan mewah, ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan serba besar dengan perabotan lengkap. Yang aku heran rumahnya sepi.

“Kok sepi rumahnya Fang”.
bandar bola piala eropa
“Iya om, Fang-fang sendirian dirumah ini”.

“Gak ada pembantu?”

“ada tapi di counter mreka aja, mereka gak masuk kedalem rumah kalo gak perlu”.

“O gitu, jadi bebas dong gak ada yang ganggu”.

“Iya om hadi bebas grepe2 nya ha ha”, dia tertawa lepas.

“O mau toh di grepe2″.

“Fang-fang tuker baju dulu ya, tuh kolamnya di halaman blakang”.

Aku menuju ke halaman blakang, Halaman tertutup tembok tinggi, ada pool kecil, tapi cukuplah untuk melatih gerakan tangan dan kaki. Untuk memperlancar ketrampilannya renangnya lebih efektif dikolam besar sesuai standard. Aku melepaskan pakaianku, tinggal hanya memakai celana gombrongku. Aku langsung nyemplung ke pool, semeter dalemnya.
judi bola
Fang-fang keluar hanya berbikini. aku sampe menelen ludah melihat pemandangan yang sangat merangsang. Bodinya yang seksi hanya ditutupi bikini minim, branya model ditaliin kebelakang, kayanya kekecilan untuk menampung toketnya yang ranum. CD nya model g string, tidak dapat menutupi jembutnya yang lebat.

“Wah Fang, aku horny banget ni liat kamu pake bikini minim gini”.

“apa lepas aja ya om”.

“Nantilah, yang dikasi liat dikit2 kan lebih horny lagi”. Memang sempurna Fang-fang dilahirkan sebagai prempuan.

Wajah cantik dengan mata yang menipit dihiasi dengan hidung yang mancung dan bibir yang mungil, sangat mengundang untuk dikulum. Rambutnya dipotong pendek seperti lelaki tetapi sangat serasi dengan wajahnya yang tirus itu, menambah kecantikannya. Kulitnya putih mulus, bodinya seksi banget. Selain toketnya yang membusung, pinggang ramping, perutnya rata sengan puser yang berbentuk garis keatas, Pantatnya yang bulet tidak tertutup apa2, karena dia mengenakan cd model gstring dimana bagian blakangnnya menyelip ke belahan pantatnya. Pantatnya bergoyang krkiri dan kanan mengikuti ayunan langkahnya. kontolku langsung meronta2 disuguhi pmandangan yang memabokkan itu.

Dia pun ikutan nyemplung ke kolam dan langsung latihan. Aku menganjurkan latihan tangan dan kaki dilakukan sendiri2 sembari berpegangan ke pinggir kolam. Mula2 latihan kaki, aku membetulkan kalo gerakannya keliru. Cukup melelahkan karena dia latihan sendiri, sehingga gak ada jeda karena harus gantian dengan orang laen. Habis latihan kaki, sekarang latihan tangan dengan mencantolkan kaki pada pegangan dipinggir pool, ini lebih berat lagi karena sekalian sambil latihan mengambil napas. Sebentar latihan saja, dia dah kelelahan.
taruhan bola
Aku mengkoreksi gerakan tangannya dan minta dia mengulanginya lagi setelah jeda sbentar. Setelah itu latihan meluncur dengan gerakan kaki saja, dilanjutkan dengan gerakan tangan saja. Karena lebar kolam gak jauh, maka meluncur dengan gerakan kaki saja dengan mudah dilakukannya. Setelah benar, mulai meluncur dengan gerakan tangan saja, sedikit lebih berat karena daya luncurnya lebih lambat dengan hanya gerakan tangan dibanding dengan hanya gerakan kaki. Dia sbentar saja sudah kelelahan. aku kembali mengkoreksi gerakan tangannya dan minta dia untuk melakukannya lagi.

Aku sengaja tidak menyentuh tubuhnya supaya napsuku tidak menggelegak naek, walaupun kontolku tetap saja menunjuk ke arah utara.

“Wah om, cape banget ya latihan sendiri”.

“Ya lah, kan jedanya lebi dikit, Tapi kan dengan waktu yang sama kamu bisa latihan lebih lama, lebih efektif. Di sport hall gerakan kamu gak bener2, sekarang baru sekali latihan aja dan bener kok. Memperlancarnya dikolam besar aja ya”.

Dia tersenyum saja,

“Capek om, istirahat ya”.
agen bola terpercaya
Tanpa menunggu jawabannya dia keluar pool, aku hanya memandangi gerakan pantatnya yang sangat merangsang itu ketika dia menghilang kedalam rumah. Dia keluar lagi dengan membawa makanan dan minuman kaleng. Dia langsung telungkup di dipan dibawah payung. Aku segera keluar dari pool dan duduk disebelahnya.

“Om, badan Fang-fang kok pegel2 ya, om sadis sih ngelatihnya”. Aku merasa dia mengundang aku untuk mulai beraktivitas.

“Aku pijitin ya”.

“Mangnya om bisa mijit, biasanya ngeremes”.

“Dua2nya juga aku ahli”. Aku mulai memijit pundaknya, punggungnya, pinggangnya, pantatnya dan pahanya.

Kembali ke pundak dan punggungnya.

“Om kalo mengganggu branya dilepas aja”. Wah undangan to the point neh.
agen bola
Langsung aja kuurai ikatan bra yang dileher dan dipunggung, aku lebih leluasa memijat punggungnya, tanganku mulai menurun kesamping punggungnya, memijat dan sambil menyentuh toketnya. Fang-fang menoleh dan tersenyum, dia mengangkat punggungnya sehingga tanganku bisa menyelip kedadanya dan meremas2 toketnya yang ranum, pentilnya kuplintir2, ini menyebabkan dia melenguh,

“om…”. Dengan gemas aku meremas2 toketnya,

“Kamu berbalik deh Fang”.

Dia membalikkan badannya, branya terlepas jatuh, aku menunduk kemudian perlahan aku mencium bibirnya. Dia menyambut ciumanku dengan mengemut bibirku juga. tanganku kembali mengarah ke toketnya, langsung saja kuremas dan kuplintir pentilnya. Aku melepas bibirku dan mulai menciumi telinganya dan terus ke lehernya. telinga dan leher merupakan salah satu dari sekian banyak titik sensitif di tubuhnya. Dia mulai melenguh menikmati ulahku, pentilnya mengeras karena terus kuplintir2.

“om, …” lenguhku.

“Kenapa Fang, udah gak tahan ya, pengen dilanjut…” kataku sambil tersenyum.

“Jembut kamu lebat ya Fang, pasti napsu kamu besar ya”, kataku sambil mengemut2 pentilnya dan meremas toketnya. “Toketmu kenceng ya Fang, pentilnya gede, sering diemut ya.”
Sambil menikmati remasanku, dia juga tidak tinggal diam, diremasnya kontolku dari luar celanaku.

“om, ngacengnya sudah keras banget”, katanya.
bandar bola
“Besar banget lagi”.

“Mangnya kamu belon pernah ngerasin yang besar ya Fang?”.

“kontol cowok Fang-fang gak segede om punya”.

“Sering ngerasain kontol cowok kamu ya”.

“enggak kok om, baru 4 kali”.

“wah masi peret dong nonok kamu ya”.

“La iyalah, kontol om sgitu gedenya, pasti sesek deh no nok Fang-fang kemasukan kontol gede om”.

“Kamu kok ngajakin aku ke rumah napa si?”

“Kata temen Fang-fang, maen ma om2 lebi nikmat, makanya Fang-fang jadi penasaran pengen nyoba”.

“Mangnya ma cowok kamu gak nikmat”.

“Nikmat si om, tapi kata temen Fang-fang sensasinya beda banget kalo ma om2, lebi nikmat gitu deh.

Om kan beken diantara cewek yang om ajarin brenang”.

“Apa katanya”. “Kata mereka om tu keren, macho banget,jangan ge er ya om”.

“Macho? Mantan cowok?”

“Ih, dibilangin bener2 malah becanda”, katanya sambil tersenyum. aku tidak menanggapinya Aku sudah tidak bisa menahan napsuku lagi.

Aku melepaskan celana pendekku, sehingga menyembullah kontolku sudah ngaceng dengan penuh.”Gedenya om”,katanya. Aku berbaring disebelahnya, dipannya cukup lebar untuk 2 orang berbaring bersebelahan. bibirnya kembali kucium dengan penuh napsu dan sambil meremas2 toketnya dan memlintir2 pentilnya.

“Isep dong om..” pintanya sambil menyorongkan toketnya itu ke wajahku.

Langsung toketnya kuisep dengan penuh napsu. pentilnya kujilati.

“Ohh..Sstt..” erangnya keenakan.

Aku mulai mengelus jembutnya yg nongol keluar dari CDnya, kemudian kususupkan ke dalam CDnya. Jariku langsung menyentuh belahan bibir nonoknya dan kugesek-gesekkan dari bawah ke atas. Gesekannya berakhir di itilnya sehingga menimbulkan kenikmatan yang luar biasa. nonoknya langsung berlendir,

“Oo.. Ooh! Uu.. Uuh!” desahnya sambil menekan tanganku satunya untuk terus meremas-remas toketnya.

“om, Fang-fang udah gak tahan nih”.

CDnya kudorong kebawah sampai terlepas dari kakinya. Dia mengangkat pantatnya untuk mempermudah aku meloloskan penutup terakhir tubuhnya. Kedua kaki kukangkangkan sehingga tampak jelas jembutnya yang lebat. Aku kembali meraba dan mengelus nonoknya.Aku menyelipkan jari ke belahan nonoknya yang sudah basah dan menyentuh dinding dalam nonoknya. “om..! Aduuh! Fang-fang sudah enggak tahan, udah pengen dimasukkin”, pintanya.

Bukannya langsung memenuhi permintaannya, jariku beralih menggosok-gosok itilnya.

“Aduuh! om..nakal!” serunya.

Dia pun semakin tidak karuan, diremasnya kontolku yang sudah keras sekali. toketnya yang sudah keras sekali terus saja kuremas2, demikian juga pentilnya. “Ayo dong om dimasukin, Fang-fang sudah benar-benar enggak kuu.. at!” rengeknya lagi.

Kemudian kumasukkan jariku ke dalam nonoknya yang sudah basah kuyup. nonoknya langsung kukorek2,dindingnya digaruk-garuk.

Benjolan seukuran ibu jari yang tumbuh di dalam liang nonoknya kumainkannya dengan ujung jari hingga badannya tiba-tiba menggigil keras dan digoyang-goyangkannya pantatnya mengikuti permainan ujung jariku. Aku menelungkup diselangkangannya dan mulutku langsung mengulum bibir nonoknya. Cairan yang membasahi sekitar selangkangannya kujilati dan setelah bersih kembali kukulum bibir nonoknya.

Kemudian giliran itilnya mendapat giliran kukulum dan kulumat dengan mulutku. Jari tanganku kembali menyeruak masuk ke dalam nonoknya, dia benar-benar hampir pingsan karenanya.Tubuhnya kembali terguncang hebat, kakinya jadi lemas semua, otot-otot perutnya jadi kejang dan akhirnya dia nyampe, cairan nonoknya yang banjir kutampung dengan mulut dan tanpa sedikit pun merasa jijik kutelan semuanya. Dia menghela napas panjang, aku masih dengan lahapnya melumat nonoknya sampai akhirnya selangkangannya benar-benar bersih kembali.

Nonoknya terus kuusap2, demikian juga itilnya sehingga napsunya bangkit kembali.

“Terus om..Enak..” desahnya.

“Ayo dong om.. Fang-fang udah nggak tahan”. Tetapi aku masih tetap saja menjilati dan menghisap itilnya sambil meremas2 toket dan pentilnya.

Dia kunaiki dan segera kuarahkan kontolku ke nonoknya. Perlahan kumasukkan kepala kontolku.

“Enak om..” katanya dan sedikit demi sedikit aku meneroboskan kontolku ke nonoknya yang sempit.
nonoknya terasa sesek karena kemasukan kontol besar, setelah kira-kira masuk separuh lebih, kontol mulai kuenjot keluar masuk.

“Terus om.. kontol om enak” erangnya keenakan. Aku terus mengenjot nonoknya, dia menyorongkan dadanya ke mulutku.

Pentilnya kuhisap. Belum berapa lama kuenjot, aku mengajak tukar posisi. Sekarang dia yang diatas Diarahkannya nonoknya ke kontolku yang tegak menantang. Dengan liar dia kemudian mengenjot tubuhnya naik turun. toketnya yang montok bergoyang mengikuti enjotan badannya. Aku meremas toketnya dan menghisap pentilnya dengan rakus.

“om.. kontol om besar, keras banget..”, dia terus menggelinjang diatas tubuhnya.

“Enak Fang?” “Enak om.. entotin Fang-fang terus om..”

Aku memegang pinggangnya yang ramping dan menyodokkan kontolku dari bawah dengan cepat. Dia mengerang saking nikmatnya. Keringatku menetes membasahi tubuhnya. Akhirnya,

“Fang-fang nyampe om” jeritnya saat tubuhnya menegang merasakan nikmat yang luar biasa.

Setelah itu tubuhnya lunglai menimpa tubuhku. Aku mengusap-usap rambutnya sambil mencium bibirnya.

Setelah beberapa saat, kontolku yang masih ngaceng kucabut dari dari nonoknya. Dia kutelentangkan dan aku naik ke atasnya. Kembali nonoknya kujilati. Kedua lututnya kudorongkan sedikit ke atas sehingga bukit nonoknya lebih menganga, pahanya lebih kukangkangkan lagi, dan lidah kujulurkan menyapu celah-celah nonoknya. Lidah kujulurkan dan kugesekkan naik turun diujung itilnya.

Dia hanya bisa merasakan nikmatnya sambil meremas- remas kontolku dengan penuh nafsu. Cairan lendir yang keluar kembali dari nonoknya dengan lahap kuhisap. Bibirku terus mencium dan melumat habis bibir nonoknya. lidahku menjulur masuk ke dalam nonoknya dan sempat menyentuh dinding bagian dalamnya. Saking dalamnya mulutku menekan nonoknya, hidungku yang mancung menempel dan menekan itilnya.

Dia kembali merasakan kenikmatan lebih, apa lagi saat wajah dengan sengaja kugeleng-gelengkan ke kiri dan ke kanan dengan posisi hidungku tetap menempel di itilnya dan bibirku tetap mengulum bibir nonoknya sambil lidahku terus mengorek nonoknya. Dia tak kuasa membendung napsunya.

“Oocch! om.. Teruu.. Uus! Fang-fang nyampe lagi om”, suaranya semakin parau saja.

Digoyangkannya pantatnya mengikuti irama gesekan wajahku yang nyaterbenam di selangkangannya. Dijepitnya kepalaku dengan pahanya, badannya menggigil hebat bagaikan orang kejang. Dia menarik nafas panjang sekali, semua cairan nonoknya kuhisap dan kutelan dengan rakus sekali hingga habis.

Kini aku membetulkan posisi sehingga berada di atasnya, kontolku sudah mengarah ke nonoknya. Dia merasakan sentuhan

ujung kontolku di nonoknya, kepala kontolku terasa keras sekali. Dengan sekali dorongan, kepala kontolku langsung menusuk nonoknya. Kutekan sedikit kuat sehingga kepala kontolku terbenam ke dalam nonoknya. Walau kontolku belum masuk semua, aku merasakan getaran-getaran yang membuat otot nonoknya berdenyut, cairan yang membasahi nonoknya membuat kontolku yang besar mudah sekali masuk ke dalam nonoknya hingga dengan sekali dorongan lagi maka kontolku masuk kedalam sarangnya, blee.. ess.

Begitu merasa kontolku sudah memasuki nonoknya, kubalik badannya sehingga kembali dia berada di atas, tubuhnya, didudukinya batang kontolku yang cukup panjang itu. Digoyangkannya pantatnya dan diputar-putarkan, dikocok naik turun hingga kontolku keluar masuk nonoknya, dia meremas- remas kedua toketnya. Lebih nikmat rasanya ngentot dengan posisi dia diatas karena dia bisa mengarahkan gesekan kontol besarku ke seluruh bagian nonoknya termasuk itilnya. Kini giliran aku yang tidak tahan lagi dengan permainannya, gelengan kepalaku menahan nikmat.

“Fang, aku dah mau ngecret, boleh didalem Fang”.

“Ngecretin didalem aja om, biar tambah nikmat. Kita nyampe sama-sama..om”, rintihnya sambil mempercepat kocokan dan goyangan pantatnya.

“Aa..Aacch!” diapun nyampe lagi, kali ini secara bersamaan dengan aku, bibir nonoknya berkedutan hingga meremas kontolku.

Pejuku dan lendir nonoknya bercampur menjadi satu membanjiri nonoknya. Karena posisinya berada diatas, maka cairan kenikmatan itu mengalir keluar merembes melalui kontolku sehingga membasahi selangkanganku, banyak sekali dan kurasakan sedikit lengket-lengket agak kental cairan yang merembes keluar itu tadi. Kami berdua akhirnya terkulai lemas.

Posisinya tengkurap disampingku yang terkulai telentang.

“om, pinter banget sih ngerangsang Fang-fang sampe berkali2 nyampe, udah gitu kontol om kalo udah masuk terasa sekali gesekannya, abis gede banget sih”, katanya.

“nonokmu juga nikmat sekali Fang, peret banget deh, kerasa sekali cengkeramannya ke kontolku”, jawabku sambil memeluknya.

“Beda sama cewek2ku”.

“Wah om ceweknya banyak ya, dan semuanya udah om entot”.

“La iya lah, kalo pacaran gak ngentot mana asik”.

“Om kalo ngentotin pacar om dimana?”.

“Dirumahnya atau di tempat kosnya. Aku suka nginep kalo ngentotin mereka”.

“Asik dong om, terus maennya berapa kali”.

“3 kali, kadang kalo aku lagi napsu banget sampe 4 kali”.

“Wah nikmat dong, Fang-fang mau deh dientot sampe 4 kali om”. Karena cape abis kugarap diapun tertidur di kursi.

Setelah beberapa lama tertidur, dia terbangun karena toketnya kuelus2.

“Cape ya Yang, sampe ketiduran gitu”.

“Om manggil Fang-fang apa?”.

“Yayang, kan kita lagi sayang2an. Juga jangan manggil aku om dong”.

“Abis mesti manggil apa, kan biasanya Fang-fang manggilnya om”.

“Panggil papah aja, biar mesra, Kekamar aja yuk Yang”, kataku sambil menarik tangannya.

Dia menggandengku masuk kerumah setelah menyantap makanan dan minuman yang tadi dia bawa ke pool.

“Mo lagi ya Pah”, tanyanya ketika sudah berada dikamarnya.

Bibirnya langsung kucipok. Dia menyambut ciumanku. toketnya langsung mengeras.

“Pah, aah”, napsunya mulai bangkit.

Sambil meremas toketnya, aku menjilati toketnya, kusedot pentilnya sampai dia gemetar saking napsunya. Dia segera berbaring diranjang. Kakinya kubuka sambil kuelus2, tangan satuku masih meremas toketnya. Setelah itu selangkangannya kujilati,

“Nih jembut lebat banget sih, tapi aku suka kok ngentotin abg yang jembutnya lebat, apalagi toketnya ranum seperti kamu”.

“Napa Pah”, tanyanya terengah.

“Cewek yang jembutnya lebat kan napsunya besar, suka binal kalo lagi dientot”.

“Bukannya binal Pah, tapi menikmati”, jawabnya.

Bibir nonoknya tetep kujilati, lidahku masuk ke nonoknya, dia jadi menggelinjang nggak terkontrol, wajahnya memerah terdongak keatas. kontolku sudah ngaceng dengan keras. Dia hampir tak dapat memegangnya dengan tangannya.

“Dikocok Yang”, pintaku, dia nurut saja dan mengocok kontolku dengan gemas.

“Yang diemut dong”, kataku keenakan.

Aku berdiri disamping ranjang dan dia duduk sambil mengarahkan kontol yg ada digenggamannya ke arah mulutnya. Dia mencoba memasukkan kedalam mulutnya dengan susah payah karena besar sekali, jadi dijilatinya dulu kepala kontolku. Aku mendesah2 sambil mendongakkan kepala.

“Kenapa pah”.

“Enak banget, terus Yang, jangan berhenti”, ujarku sambil merem melek kenikmatan.

Dia jilatin kontolku mulai dari kepala kontolku sampai ke pangkal batang, dia terusin ke biji pelirku, semua dia jilatin. Dia coba untuk memasukkan kedalam mulutku lagi, udah bisa masuk, udah licin terkena ludahnya. Aku memegangi kepalanya dengan satu tangan sambil memaju-mundurkan pantatku, mengentoti mulutnya. Sedang tanganku satunya lagi meremas toketnya sebelah kanan.
Gerakanku semakin lama semakin cepat.

Tiba2 aku menghentikan gerakanku. kontol kukeluarkan dari mulutnya. Aku menaiki tubuhnya dan mengarahkan kontolku ke toketnya,

“Yang, aku mau ngerasain kontol ku kejepit toket kamu yang montok ya”. dia kemudian menjepit kontolku di antara toketnya.

“Ahh.. Enak Yang”. Aku terus menggoyang kontolku maju mundur merasakan kekenyalan toketnya.
Sampai akhirnya

“Aduh Yang, sebentar lagi aku mau ngecret, keluarin di mulut kamu ya”.

“Jangan pah, di n onok Fang-fang saja, kan lebi nikmat”, jawabnya.

Aku mengarahkan kontolku ke nonoknya. Aku memasukkan kontolku yang besar dan panjang itu ke nonoknya. Pantatnya semain didorong2, sampai dia merem melek keenakan ngerasain nonoknya digesek kontolku. Aku mulai menggerakkan kontolku keluar dan masuk dinonoknya yang sempit itu. Secara naluri dia gerakkan pantatnya kekanan dan kekiri, mengikuti gerakan kontolku yang keluar masuk, wuihh tambah nikmat. Kulihat wajahnya menikmati sekali gesekkan kontolku di nonoknya. Selang beberapa saat, aku mengajak ganti posisi, dia pasrah aja.

Dia kusuruh nungging, dan kusoodokkan kontolku dari belakang ke nonoknya.

“Enngghh…” desahnya tak keruan.

Sambil menggoyang pantat maju mundur, aku memegangi pinggulnya dengan erat, dia merasa nikmat yang luar biasa. Tidak tahu berapa lama aku menggenjot nonoknya dari belakang seperti itu, makin lama makin keras sehingga akhirnya dia nyampe,

“Pah, enjot yang keras, nikmat sekali rasanya”, jeritnya.

Aku mengenjot kontolku lebih cepat lagi dan kemudian pejuku muncrat didalam nonoknya ‘crottt, croooth.., crooootttthh…’

Dia merasa nonoknya agak membengkak akibat disodok 2 kali oleh kontolku yang besar itu.

“Yang, nonok mu luar biasa deh cengkeramannya, nikmat banget Yang. Kerasa sekali gesekannya dikontol ku”, kataku sambil terengah2.

Setelah istirahat beberapa saat, aku bertanya padanya
“Gimana Yang? enak kan?”.

“Enak sekali pah, rasanya nikmat sekali, nonok Fang-fang sampe sesek kemasukan kontol Papah, abis gede banget sih”, jawabnya.

Aku mencabut kontolku yang sudah lemes dari nonoknya. kontolku berlumuran peju dan cairan nonoknya. Dia yang kelelahan hanya terkapar di ranjang. Tak lama kemudian dia tertidur lagi.
Ketika dia bangun, aku dikamar mandi yang berada didalam kamarnya. Aku sedang membasuh muka biar segeran. Melihat dia masuk kamar mandi, aku segera memeluknya. kontolku udah ngaceng lagi.

“Pah, kuat amat si, dah ngecret 2 kali masi ja ngaceng lagi, Belon puas ya pah”. sambil meremas2 toketnya, Lehernya kuciumi dengan penuh napsu.

Itu membuat napsunya juga bangkit dengan cepat. Aku segera duduk di toilet dan dia kupangku dalam posisi memunggungiku. Kuarahkan kontolku ke belahan bibir nonoknya. kugesek-gesekkan ujung kontolku ke belahan bibir nonoknya. Kutempelkan ujung kontolku ke ujung itilnya dan kugesek-gesekkan naik turun. Kini nonoknya kembali mengeluarkan cairan bening.

Kemudian kontolku yang sudah ngaceng keras kembali kumasukkan ke dalam nonoknya. Awalnya agak sulit juga kontolku masuk kedalam nonoknya karena posisi itu. Tetapi dengan sedikit bersusah payah akhirnya ujung kontolku berhasil menyeruak ke dalam nonoknya yang dibantunya dengan sedikit menekan badannya kebawah, dan kuangkat kembali pantatnya hingga lama kelamaan akhirnya berhasil juga kontolku amblas semua ke dalam nonoknya.

Dengan posisi begini membuat dia yang harus aktif mengocok kontolku dengan cara mengangkat dan menurunkan kembali pantatnya, sehingga nonoknya bisa meremas dan mengocok-ngocok kontolku. kontolku terasa sekali menggesek-gesek dinding bagian dalam nonoknya. Saat dia duduk terlalu ke bawah, kontolku terasa sekali menusuk keras nonoknya, nikmat yang kurasakan tidak dapat kulukiskan dengan kata-kata lagi. nonoknya semakin lama semakin basah sehingga keberadaan kontolku dalam nonoknya sudah tidak sesesak tadi.

Akhirnya diapun sudah tidak kuat lagi menahan napsunya. Dia tidak mampu lagi mengangkat dan menurunkan pantatnya seperti tadi, kini dia hanya bisa terduduk dalam posisi kontolku masih tertancap di dalam nonoknya. Digoyang-goyangkan saja pantatnya sambil duduk di pangkuanku. Kedua tanganku sedari tadi asyik meremas kedua toketnya. pentilnya kucubit dan kupilin-pilinnya sehingga menimbulkan sensasi tersendiri baginya. Aku tidak mampu bertahan lama merasakan goyang yang dia lakukan.

“Aduuh..! Yang, hebat banget empotan nonok kamu! Aku hampir ngecret nich!” seruku sambil tetap memilin pentilnya. “Kita keluarin sama-sama pah” sahutnya sambil mempercepat goyangannya.

Aku sudah benar-benar tidak mampu bertahan lebih lama lagi hingga kudorong dia sedikit ke depan sambil dia berdiri, sehingga posisinya menungging membelakangiku sambil berpegangan ke wastafel, tetapi kontolku masih menancap di dalam nonoknya. Aku berdiri sambil mengambil alih permainan, aku mengocok-ngocokkan kontolku keluar masuk nonoknya dalam posisi doggy style.

“Aa.. Aacch!” kini giliranku yang menyeracau tidak karuan. pejuku langsung muncrat keluar memenuhi nonoknya.

Bersamaan dengan itu, dia pun mengalami hal yang serupa, kurasakan kedutan nonoknya berkali- kali saat dia nyampe. Kami nyampe dalam waktu hampir bersamaan hingga nonoknya kembali penuh dengan cairan birahi kami berdua, saking penuhnya sehingga tidak tertampung seluruhnya. Cairan kami yang telah tercampur itu, meleleh keluar melalui celah nonoknya dan merembes keluar hingga membasahi perutnya karena posisinya masih setengah menungging saat itu.

Kami pun mandi bersama-sama bagaikan sepasang pengantin baru. Setelah selesai mandi dan mengeringkan tubuh kami masing-masing dengan handuk. Aku segera memakai pakeanku, aku pamit untuk memulai aktivitas rutinku. Dia tersenyum sangat manis mengiringi kepergianku.

“Pah, kapan papah ngasi kenikmatan kaya hari ini ke Fang-fang”.

“Nanti kita atur lagi ya Yang”. Memang amoy bener-bener nikmat.

Kamis, 24 September 2015

Belajar Oral Seks | cerita dewasa | cerita seks | cerita bokep | bandar bola piala eropa 2016

Sejak dari SMP hingga SMA sekarang Carla adalah sahabat yang sering-kali menjadi tempat Daissy berkonsultasi masalah pacar dan seks. Maka ketika Daissy mulai berpacaran dengan Erick, setiap tahap perkembangan dengan pemuda selalu diceritakannya kepada Carla. Begitu pula yang terjadi ketika Daissy datang menceritakan bagaimana berkali-kali Erick telah memintanya untuk melakukan hubungan intim dengannya.



Tapi keinginannya selalu berhasil ditolaknya. Soalnya masalah kegadisan adalah sesuatu yang menurut Daissy pada waktu itu harus dipertahankannya. Katanya ini memang sudah menjadi tekadnya. Memang kadang-kadang timbul juga rasa kasihan di hatinya melihat Erick.

“Tapi aku harus bagaimana lagi?” … Tanya Daissy bingung di kala itu.
agen bola piala eropa 2016
Keinginan Erick yang satu ini diceritakannya secara terus terang kepada Carla, sahabat dan sekaligus penasihat pribadinya yang lebih berpengalaman. Berbeda dengan Daissy Carla sudah sejak lama kehilangan keperawanannya. Jadi waktu Daissy menceritakan masalahnya dengan Erick Carla hanya tertawa geli.

“Itu sih masih mau jadi perempuan kolot!” … demikian komentar Carla menggodanya. Lalu dianjurkan Daissy, …

“Tapi kalau kamu mau kasih aja dia alternatifnya.” Dengan heran Daissy bertanya, …

“Apa sih La? Orang yang dia minta yang satu itu kok!” Sambil terus menggodanya akhirnya Carla memberi tawaran padanya. Katanya, …

“Kalau mau tahu malam minggu nanti nginep deh di rumah, entar Carla ajarin Daissy musti gimana sama cowok! OK?” Rupanya karena merasa penasaran ajakan Carla itu diterima Daissy dengan penuh semangat.

BERMALAM MINGGU

Malam minggu berikutnya Daissy datang ke rumah Carla. Suasana rumah pada malam ini agak sepi.
bandar bola piala eropa 2016
“Pada kemana La? Kok sepi amat,” … Tanya Daissy pada Carla.

“Iya nih, enyak, babe sama adik-adik semua lagi pada ke puncak, katanya sih sampai besok sore,” … demikian Carla menjelaskan. Lalu ditegaskannya lagi pada Daissy, …

“Jadi kita bebas mau ngapain aja.”

Kecuali mandi sore dan makan malam tidak begitu banyak yang terjadi malam itu. Kelihatanya Daissy sudah penasaran menunggu Carla menceritakan pengalamannya, katanya supaya bisa dipakainya untuk mengatasi persoalannya dengan Erick. Kasihan juga Carla melihat Daissy agak malu-malu mau menanyakan langsung kepadanya. Apalagi dengan sengaja justru Carla banyak bercerita tentang pacar barunya. Digambarkannya tentang cowoknya itu sebagai seorang laki-laki jantan yang usianya lebih dewasa dan sudah bekerja di sebuah

“Oil Drilling Company.” Kalau jadi nanti malam dia akan datang. Kelihatannya Daissy menjadi kuatir.
agen bola piala eropa
“Kalau begitu kapan sempat ngasih tahu jurus-jurus rahasianya sama aku?” tanyanya pada Carla.

Kira-kira jam 9-an Carla mengajak Daissy ke kamarnya untuk berganti pakaian dan memakai daster. Tapi dilarangnya Carla membersihkan riasan di wajahnya. Menurut Carla biar saja begitu minimal sampai Bambang, pacar barunya, datang dan melihat Daissy.

Sambil menunggu Bambang Carla mengajak Daissy menonton film video yang baru disewanya. Kaget juga dia menonton videonya “blue-film” yang meragakan bermacam-ragam adegan seks. Seperti juga Carla kelihatannya Daissy mulai merasa panas melihat “barang kepunyaan” laki-laki yang besar-besar diemut-emut, lalu diundang memasuki “liang kemaluan” wanita yang kemerah-merahan. Carla melirik Daissy menonton film video itu di sebelahnya.

Kadang-kadang matanya sampai terpejam-pejam. Tangan kanannya sudah berada di balik celana dalamnya. Rupanya secara sembunyi-sembunyi dia sedang mengusap-usap “kemaluan”nya. Merasa ada yang memperhatikan Daissy berpaling menengok ke arah Carla. Dia tersenyum dan dengan malu-malu bertanya, …

“Kenapa La? … Supaya tidak merasa canggung Carla menganjurkan Daissy untuk meneruskan, …

“Terusin aja, aku juga mau kok!”
bandar bola piala eropa
Lalu mulai juga Carla meraba-raba “kepunyaan”nya sendiri yang mulai terasa basah. Carla melirik kearah Daissy yang sedang mengamati dirinya sedang melakukan masturbasi. Terus-terang saja memang Carla lebih ahli. Tehnik-tehnik

“masturbasi” yang ia lakukan langsung ditiru Daissy, hingga memberinya pengalaman baru, dan sensasi yang luar biasa. Apa lagi dia melakukan itu semua sambil memperhatikan adegan-adegan seks di layar TV.

“Daissy,” … Carla mengejutkannya dengan panggilannya. Lalu Carla mengajaknya tanpa ragu-ragu, …
“Kita buka baju yuk, nanti lebih terangsang lagi deh.” Melihat Daissy agak ragu-ragu, Carla terus mendesak dia. “Alah, biasanya kalau habis olah-raga kita mandi dan ganti baju sama-sama.” Akhirnya Daissy mengikuti anjuran Carla juga.

Nampaknya dia sudah tidak mampu lagi untuk berpikir dengan jelas. Sambil terus mengusap-usap “kemaluan”-nya Carla mulai menyampaikan kuliahnya.

“Daissy, untuk yang umurnya seperti kita sebetulnya udah boleh lho berhubungan seks.” Lalu lanjutnya, …

“Tapi kalau belum siap, lakukan aja yang mendekati hubungan intim … Kata cowokku rasanya juga enak sih.” Dengan rasa penasaran Daissy bertanya, …
taruhan bola
“Apa itu La? Gimana caranya?” Langsung Carla menunjuk ke layar TV, di mana adegan seks “oral” sedang berlangsung, … “Seperti gitu tuh!” Rupanya langsung Daissy mengerti. Tapi katanya, “Nggak berani ah La. Jijik kan!” Dengan gaya seorang wanita yang bijak dan berpengalaman Carla menjelaskan padanya, …

“Kalau belum coba nggak bakal tahu enaknya.” Lalu diperjelasnya lagi, …

“Betul-betul sensasi yang luar biasa lho masturbasi sambil ngemutin

“punya” cowok.” Penasaran dia kepingin tahu, …

“Kamu pernah La? Carla hanya tersenyum, …

“Ya pernah dong, malah sampai keluar di mulut.” …

“Ih Carla, nekad amat sih,” … tanpa sadar Daissy berteriak.

Tapi Carla yakin sebenarnya dia juga kepingin tahu rasanya.
judi bola
“Caranya gimana La? Masa lagi sayang-sayangan tiba-tiba punya dia langsung kita masukin ke mulut?” Dengan sabar Carla terus memperluas cakrawala pengetahuan seks Daissy.

“Nggak gitu dong, ya pake pemanasan dulu … Pertama-tama kan dia kita rangsang dulu … Ya caranya ciumin sama jilatin aja seluruh badannya, lama-kelamaan kan sampai ke … ITU-nya.”

Rasanya Daissy mulai mengerti. Lain soal apakah dia punya cukup keberanian untuk melakukannya atau tidak. Selanjutnya Carla mengajak Daissy terus menonton film video seks itu, sambil terus mengelus-elus “bibir kemaluan”nya. Carla sudah merasa panas dan bergairah, tentunya demikian pula Daissy.

KENALAN BARU

“Hallo … Wah merangsang amat nih?” … tiba-tiba terdengar suara seorang laki-laki. Terlihat Daissy kaget setengah mati. Kalaupun mau lari entah bisa kemana. Karena bingung sekali paling-paling yang bisa ia lakukan hanya merapatkan lengan, menutup dada, dan merapatkan pahanya. Carla sendiri hanya tersenyum geli, karena memang semua ini sudah diaturnya dari awal.
agen bola
Bambang, lelaki gagah dan berbadan bagus yang menjadi cowok Carla, terlihat santai memasuki kamar dan menghampiri dirinya. Sempat Carla melirik kearah Daissy dengan tatapan yang semakin membuat Daissy kebingungan. Selanjutnya Bambang memeluk tubuh Carla yang sudah telanjang, seperti keadaan Daissy juga saat itu, lalu mencium bibirnya lama. Barangkali karena sudah sangat bergairah dengan bernafsu tanpa malu-malu Carla melepas baju kaos cowoknya.

Melihatnya dalam keadaan telanjang membuat Carla cukup terangsang. Tapi ditahannya hasrat birahinya, karena ia ingin supaya Daissy bisa praktek langsung dengan Bambang.

“Eh sayang,” … kata Carla padanya, …

“Kenalin dong, ini sahabat Lala!” Daissy makin menciut ketakutan, terutama ketika laki-laki itu mengulurkan tangannya untuk bersalaman.

“Bambang,” … katanya memperkenalkan diri. Daissy sendiri tidak mampu berkata apa-apa.

Melihat seorang laki-laki tanpa baju, dalam keadaan dirinya sendiri penuh gairah membuat lututnya terasa lemas sekali. Pasti dia sudah betul-betul kehilangan akal. Dengan gamblang Carla menyampaikan kepada cowoknya, … “Bang, kamu tahu kan yang kamu paling seneng dari saya” …
bandar bola
“Iya dong, making love kan” …

“Nggak, maksud Lala yang sebelum itu apa?” Carla melihat mata Daissy mendelik marah sekali kepadanya.

“Oh “oral”-nya, Iya memang kamu hebat,” … kata Bambang tanggap.

Kata-kata Carla selanjutnya pasti membuat Daissy terkejut seperti disambar petir.

“Bang, Lala tadi baru ngajarin Daissy caranya melakukan oral. Kayaknya perlu dipraktekkin langsung deh. Kamu mau nggak bantu?” Bambang menatap Daissy ramah, sambil mengatakan, …
“dengan senang hati.”

Laki-laki itu beranjak semakin mendekati Daissy. Sebetulnya Carla merasa agak cemburu juga, tapi direlakannya Bambang untuk Daissy, supaya sahabatnya itu bisa mempraktekkan apa yang tadi baru dipelajarinya. Tanpa ragu sedikitpun Bambang mengusap bahu Daissy. Lalu diajaknya Daissy yang terlihat ketakutan itu duduk di atas sofa. Daissy semakin gugup …

“Bukan saya … eh jangan … saya belum pernah.” Tiba-tiba bibir Bambang hangat mencium Daissy Rupanya Daissy yang dari tadi sudah terlanda gairah tidak mampu menahan diri. Tidak berapa lama kemudia ia mulai membalas ciuman Bambang itu dengan sepenuh hati.

“Jangan takut, kamu nikmatin aja,” … kata Bambang menenangkan Daissy.
agen bola terpercaya
Lalu Bambang mulai menciumi leher Daissy dan akhirnya mengemut-emut putting dadanya. Daissy merasa seperti dibawa terbang melayang. Entah berapa lama ia terbawa hanyut. Waktu dibukanya matanya ternyata Bambang sudah duduk di sampingnya. Kepala Daissy sudah tersandar di lengan Bambang yang kokoh. Karena cukup dekat dengan ketiaknya, tercium bau keringat bercampur cologne, yang katanya ~ di kemudian hari ~ membuatnya semakin terangsang.

Semua yang tadi diajarkan padanya mulai dilakukannya. Dia tidak lagi merasa malu. Diciumnya lagi bibir Bambang, malah agak sedikit agak digigit, sampai Bambang mengeluh nikmat. Setelah itu mulai diciuminya leher, bahu dan dadanya. Wangi cologne-nya Bambang membuat Daissy semakin lupa diri. Walaupun sadar bahwa Carla sedang memperhatikannya, dia tidak terlalu mampu untuk memikirkannya.

Pada waktu sedang menciumi dadanya, tangan Bambang dengan lembut menekan kepalanya ke bawah. Akibatnya sekarang wajahnya berada dalam keadaan sejajar dengan perutnya. Sempat ia sejenak mengagumi tubuh lelaki ini. Menurutnya tubuh Bambang betul-betul terpelihara baik, berotot, dan terasa “kencang.”

Akhirnya karena posisi duduknya sudah semakin tidak karuan Daisssy mulai berganti posisi. Sekarang ia berlutut di depan Bambang sambil mengecup-ecup perutnya. Untung lantainya ada karpetnya, jadi lututnya tidak terasa pedih.

BELAJAR ORAL

“Daissy,” … sapa Bambang lembut, …

“Bukain dong celananya.” Sekarang keinginan yang berkobar di hati Daissy sudah semakin tak tertahankan.

“Apapun yang akan terjadi biarlah terjadi sekarang,” demikian katanya ia memutuskan pada saat itu. Agak malu-malu dibukanya ikat pinggang celana Bambang, lalu kancing atas dan “ruitslijting”nya.

Begitu terbuka Bambang mendorongnya turun hingga terlepas semua. Daissy sendiri hanya sekedar membantunya supaya lebih mudah. Di depannya kini terlihat jelas sesuatu yang “terpeta” pada lapisan celana dalamnya. Diusap-usapnya sejenak. Ketika Daissy menatapnya wajah Bambang tampak tersenyum. Katanya setengah berbisik menyuruh Daissy, …

“Buka semua dong.”

Pelan-pelan Daissy menarik celana dalam Bambang turun.

“Tonggak kejantanan” Bambang yang terlihat keras dan besar mencuat gagah. Terkejut Daissy menjerit, …

“Aduh La besarnya!” Mendengarnya Carla tertawa kecil, lalu katanya, …

“Jangan panggil Carla dong, panggil aja dia.” Bambang menarik tangan Daissy dan menaruhnya di atas

“barang kepunyaan”nya. Mulai diusap-usapnya “daging keras” Bambang dengan telapak tangannya. Katanya rasanya geli sekali dan membuatnya semakin terangsang. Semakin lama Daissy semakin berani juga. Mulai digenggamnya “batang keras” Bambang di tangannya, lalu dikocok-kocoknya lembut.

“Ciumin dong,” … kata Bambang meminta. Seperti kerbau yang dicucuk hidungnya Daissy mulai mengecup-ngecup “kemaluan” Bambang. Ketika bibirnya menyentuh “bonggol kepala kemaluan” Bambang,

Daissy menjadi semakin berani. Maka dengan lancar Daissy mulai melakukan semua yang dirasanya pasti akan memuaskan laki-laki itu.

Diikutinya semua yang diminta dan diarahkan Bambang kepadanya. Seluruh petunjuk yang telah diberikan Carla , dan dilihat pada film video yang tadi ditonton, berikut daya imajinasinya sendiri menyatu dalam “pelayanan oral” Daissy kepada Bambang.

Dilakukannya semua yang diminta Bambang, malahan juga apa yang tidak terucapkan olehnya. “Barang kepunyaan” Bambang itu ia jilati, lalu ia kulum dengan keras, dan akhirnya diemut-emutnya dengan penuh semangat. Kadang-kadang karena belum berpengalaman sempat ia tampak terselak. Tapi kelihatannya tidak apa-apa, malah ia tersenyum senang saja. Apalagi mendengar pujian bercampur erangan yang keluar dari mulut Bambang sebagai tanda puas.

Mengingat cerita pengalaman Carla tadi ia sendiri mulai melakukan “masturbasi.” Karena sudah dirangsang sejak tadi Daissy mencapai “orgasme”-nya jauh sebelum Bambang. Rupanya akibatnya kepuasan yang dicapainya, semakin keras juga Daissy mengemut dan mengisap-isap “alat kejantanan” Bambang di mulutnya. Sampai akhirnya Bambang mengerang panjang. Tangannya yang satu meremas bahu Daissy, sedangkan yang satunya mengusap-usap kepalanya.

Untuk pertama kali dalam hidupnya Daissy mengalami “air mani”laki-laki menyembur dalam mulutnya. Di luar dugaan Carla, Daissy membiarkan “cairan kelelakian” Bambang di mulutnya tertelan. Tapi karena terlalu banyak ada juga yang mengalir keluar dari celah-celah bibirnya. Pipi, dagu dan lehernya sampai basah karenanya. Tapi setelah sejenak berlalu dan gairahnyapun surut, rasa malu Daissy rupanya mulai timbul lagi. Bambang masih mengusap-usap kepalanya. Ia memandangi Daissy dengan senyuman mesra.

Segera Daissy berlari ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Barangkali karena malu lama sekali ia di kamar mandi. Baru setelah dipanggil-panggil Carla ia mau memberanikan diri untuk bertemu dengan Bambang dan Carla. Bambang menyapanya dan bertanya meminta, …

“Daissy, boleh dong kapan-kapan ketemu lagi!” Langsung Carla memelototinya seakan marah, …
“Enak aja, hanya sekali ini aja bolehnya. Dia itu udah punya pacar lho Bang!”

Tadinya Daissy ingin langsung pulang tapi berhasil dicegah Carla. Kalau dia pulang nanti Carla yang disalahkan orang-tuanya, karena rencana Daissy menginap itu yang menjadi alasan sehingga ia tidak ikut ke Puncak.


Rupanya sebagai akibatnya terpaksa sekali lagi Daissy harus menanggung didera rangsangan gairahnya sendiri. Karena sementara ia tidur di sofa, di ranjang sebelah giliran Carla yang beraksi menimba “kejantanan” Bambang. Dengan Carla tentunya Bambang tidak mendapat kenikmatan hanya secara “oral,” tapi semuanya.

Pengalamannya dengan Daissy tadi membuat Bambang berterima kasih pada Carla, dan juga membuatnya semakin perkasa. Bambang puas sekali. Begitu juga Carla ketika dilanda “kejantanan”-nya yang hebat. Menurut Bambang Carla adalah wanita yang betul-betul berpengalaman dan pandai memuaskan laki-laki. Bambangpun hebat sekali. Setelah tadi dengan Daissy, sekarang dia masih mampu membawa Carla ke “langit yang ketujuh.”

DIPUJI PACAR
Berbekal pengalamannya dengan Bambang di rumah Carla, sekarang Daissy tahu apa yang bisa dilakukannya untuk menyenangkan Erick. Maka ketika Erick sekali lagi memintanya untuk berhubungan intim, Daissy berhasil memberinya sebuah kejutan yang tak pernah diduganya. Sangat puas Erick menerima “pelayanan oral” Daissy, sehingga sering meminta kekasihnya itu untuk sering melakukannya.